Berita Economy & Industry

Wartawan FORWOT dan Industri Menggelar Diskusi Prosek dan Tantangan Masa Depan

KATADATA— Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) menggelar diskusi berkaitan dengan perkembangan industro otomotif di Tanah Air. Bertajuk Diskusi Otomotif Kekinian 2024, kegiatan tersebut diselenggarakan di Cigombong, Kabupaten Bogor (Jawa Barat) pada 14-15 Desember 2024. Dengan mengangkat tema Automotive Outlook 2025, diskusi ini mengangkat sejumlah materi seputar perkembangan industri otomotif nasional dari sejumlah narasumber.

Diskusi bertujuan menambah wawasan serta pemahaman) baru dari industri mobil maupun sepeda motor di tahun 2025. “Diskusi ini menjadi wadah bagi para rekan-rekan media massa bersama pelaku industri otomotif guna saling bertukar informasi sekaligus mempererat tali silaturahmi,” kata Afrizal Abdul Rahman, ketua penyelenggara diskusi.

Dia berharap kegiatan tersebut bisa memberikan dampak bagi penjualan mobil maupun motor di tahun depan. Apalagi terdapat berbagai tantangan yang menunggu di 2025. Seperti peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 22 persen menjadi 12 persen. Lalu masih ada opsen PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) serta Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang mulai berjalan pada 5 Januari 2025.

Diskusi mendapatkan berbagai dukungan dari berbagai pihak. Seperti Chery Sales Indonesia, Honda Prospect Motor, Suzuki Indomobil Sales, Dyandra Promosindo, Seven Event, BYD Motor Indonesia, Wuling Motors, Maka Motors, Isuzu Astra Motor Indonesia, dan produsen ban Gajah Tunggal. Dukungan juga datang dari Neta Auto Indonesia, Goodyear Indonesia, YHI Indonesia, Garda Oto, Wahana Makmur Sejati, Toyota Gazoo Racing Indonesia, JPX Helmet, Rabbit and Wheels, Bridgestone Tire Indonesia, Liqui Moly serta Lupromax Indonesia.

Diskusi membahas pasar otomotif di Indonesia yang sedang kurang bergairah di 2024.  Sepanjang Januari sampai November, baru ada 784.788 unit mobil yang terjual whole sales (dari pabrik ke dealer). Angka tersebut turun sebesar 14,7 persen dibanding tahun 2023 yang lalu (920.518 unit).

Penurunan tersebut terjadi karena sejumlah faktor. Seperti pengetatan kredit di awal tahun dan Pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Kemudian libur panjang serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar turut membuat daya beli masyarakat merosot.

Hal ini membuat Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) merevisi target penjualan. Dari semula 1,1 juta unit, menjadi 850 ribu unit. (*)