JAKARTA— Penjualan sedan di Indonesia pada 2019 diprediksi masih cenderung turun. Bahkan, berpotensi turun 20 persen. PT Garuda Mataram Motor, agen pemegang merek (APM) Audi di Indonesia, memprediksikan penurunan peminat sedan hingga 20 persen di 2019. Soalnya, banyak konsumen beralih ke model sport utility vehicle (SUV) dan multi purpose vehicle (MPV).
Herry Noverino, Head of Marketing & PR Deptement Garuda Mataram Motor, menuturkan, pasar sedan selalu kalah dengan mobil tipe MPV dan SUV. “Konsumen merasa SUV dan MPV lebih cocok untuk kondisi jalan di Indonesia,” katanya, seperti dikutip Kontan.co.id, Jumat 7 Desember 2018.
MPV yang popular dengan sebutan mobil keluarga masih menjadi pilihan pertama konsumen Indonesia. Sebab, kendaraan bermotor jenis ini mampu membawa penumpang lebih banyak, hingga tujuh orang sekaligus.
Sementara SUV, desain yang menarik dan nyaman merupakan kunci dari keberhasilan kendaraan tipe ini menggaet konsumen. Mobil perpaduan sedan dan jip itu memiliki pasar unik di industri otomotif Indonesia. Ia tak tergantung pada harga, namun tetap menjadi buruan.
Lantaran berbagai kelebihan yang SUV dan MPV tawarkan itulah, menurut Herry, yang membuat pasar sedan mengecil. “Konsumen Indonesia lebih memilih membeli mobil dengan kapasitas besar,” katanya.
Atas dasar itu, dia memperkirakan, pasar sedan akan mengalami penurunan yang sama di 2019.
Penurunan pajak
Untuk menggairahkan pasar sedan, Kementerian Perindustrian mengusulkan harmonisasi skema pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk sedan dan kendaraan listrik. Usulannya, penurunan sampai penghapusan tarif pajak itu. Upaya ini guna mendongkrak produktivitas industri otomotif nasional. Dengan harapan, tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik, tapi juga ekspor.
Pada saat ini, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Johannes Nangoi menilai, harga sedan cenderung tidak kompetitif karena pajaknya yang tinggi. “Kami harapkan, bila aturan tersebut terbit, sedan akan berkembang di Indonesia dan bisa diekspor,” katanya.
GAIKINDO memprediksi penjualan mobil secara nasional 2018 bisa menembus target 1,1 juta unit. Nangoi mengklaim target ini bisa tercapai dengan melihat penjualan dari Januari hingga November 1.065 juta unit. “Tahun ini penjualan naik karena didorong oleh sektor komersial yang terbantu naiknya harga batubara,” katanya.
Namun, menurut Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), penurunan pasar sedang bukan masalah harga jual. “Lebih ke konsumen dan makin banyaknya pilihan di kelas MPV, SUV, dan hatchback,” katanya. (*)