JAKARTA— Suzuki Indonesia tengah melakukan berbagai persiapan dan strategi menghadapi ancaman resesi sebesar 5,32 persen pada kuartal kedua tahun ini sebagai imbas wabah virus corona alias Covid-19. Head of 4W Brand Development & Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel mengatakan untuk mengantisipasi resesi perseroan Suzuki bakal terus memantau pergerakan pasar dan perekonomian sembari memberikan stimulus positif.
“Kami tetap optimistis bahwa pasar akan membaik, namun ancaman resesi masih harus diwaspadai. Oleh sebab itu, Suzuki terus monitoring keadaan terkini dan memberikan berbagai stimulus,” katanya seperti dikutip Kompas.com,sekitar pertengahan Agustus 2020.
Stimulus yang disiapkan pihak Suzuki beragam, mulai hal pembelian kendaraan (ada gimmick tertentu), paket servis, sampai upaya menambah nilai kompetitif merek dengan fokus meningkatkan produksi atau completely knocked down ( CKD). “Kiami mencoba menggenjot produksi produk-produk yang dirakit dalam negeri untuk bisa dinikmati di pasar ekspor, jadi tak hanya bermain di domestik,” kata Harold.
“Sehingga, kita mampu membantu negara untuk mengembalikan neraca ekonominya. Di titik lain, Suzuki juga fokus menggencarkan penjualan produk pikap karena sektor ini mampu menggenerate produktifitas lainnya,” kata dia lagi.
Produk mobil Suzuki yang sudah dirakit di Indonesia antara lain Ertiga, XL7, APV, Karimun Wagon R, dan Carry. XL7 merupakan produk baru dari Suzuki Indonesia di segmen SUV yang mampu meningkat sebesar 107 persen secara bulanan pada periode Juni 2020. “Kehadiran XL7 di tengah pandemi mendapat respons positif dan ini menjadi salah satu titik balik untuk kami mempertahankan market share,” kata Harold.
Penjualan mobil nasional pada Juni memang mengalami peningkatan cukup signifikan ketimbang Mei, namun masih jauh dari rata-rata pada 2019. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan ritel pada Juni sebanyak 29.862 unit atau tumbuh 74,8 persen dibanding Mei 17.083 unit. (*)