Berita Berita APM

Sejarah Nissan, Pendobrak Industri Otomotif di Jepang 

TOKYO— Pada era 1900-an, industri otomotif dunia tumbuh dengan cepat seiring banyaknya masyarakat yang ingin memiliki mobil pribadi. Peluang ini dimanfaatkan para produsen mobil menawarkan produk yang memiliki desain dan teknologi terbaru. Nissan menjadi salah satu merek mobil yang masih mempertahankan eksistensinya hingga saat ini. 

Nissan meramaikan industri otomotif pada 1934, ketika pasar mulai ramai dan permintaan cukup tinggi. Dikutip dari laman Nissan Global, sebenarnya merek ini telah memasarkan mobilnya sejak 1911. Saat itu, perusahaan belum menggunakan Nissan, melainkan Kwaishinsha Motor Car Works. Tokoh di balik perusahaan itu adalah Mesujido Hashimoto, yang juga tercatat sebagai orang pertama yang membangun pabrik mobil di Jepang. 

Inilah yang menjadi cikal bakal industri otomotif di Negeri Sakura. Mesujiro membangun Kwaishinsha Motor Works di distrik Azabuhiroo, Tokyo, dan meluncurkan produksi pertamanya bernama DAT pada 1914. DAT adalah inisial dari tiga pria yang berinvestasi di Kwaishinsha, yaitu Den, Aoyama, dan Takeuchi. 

Pada 1918, Kwaishinsha Motor Car Works berkembang, dengan mempekerjakan 60 karyawan. Mereka menyelesaikan dan merilis Model 41 DAT pada tahun berikutnya, dengan menanamkan mesin empat silinder pertama di Jepang. 

Kemudian, perusahaan tersebut bertransformasi menjadi DAT Motors, yang berfokus pada produksi truk. Pasalnya, pada era tersebut pasar untuk mobil jenis penumpang di Jepang belum cukup besar atau bahkan tak ada sama sekali. Ini juga dilakukan karena DAT Motors ingin ikut andil dalam upaya pemulihan bencana akibat dari gempa bumi besar di Kanto, pada 1923. DAT Motors juga memproduksi truk untuk militer. 

DAT Motors akhirnya membangun mobil ringan. Pada 1926, DAT Motors bergabung dengan Jitsuyo Jidosha Co yang berbasis di Osaka, sehingga membuat namanya berubah menjadi DAT Jidosha Seizo Co. Pada 1931, perusahaan patungan ini akhirnya memproduksi mobil penumpang yang disebut Datsun Tipe 11. Mobil ini cukup laris di pasaran karena memiliki model yang cukup modern di era tersebut. 

Pada 1933, nama perusahaan kembali berubah menjadi Jidosha-Seizo Co, dan pabriknya dipindahkan ke Yokohama. Sebelumnya, DAT Jidosha Seizo juga berafiliasi dengan perusahaan lain di bidang otomotif. Melalui kerja sama inilah akhirnya penggunaan nama Nissan diberlakukan untuk pertama kalinya. Nissan memproduksi Datsun pertamanya di pabrik Yokohama pada April 1935, dan menjadi mobil pertama yang diproduksi dengan sistem perakitan terintegrasi. 

Ketika Perang Dunia II pecah pada 1940, Nissan secara langsung mengubah mobil penumpang menjadi truk dan kendaraan militer. Namun, pada 1945, pasukan sekutu merebut hasil produksi Nissan. Tak menyerah sampai situ, setelah perang berakhir, Nissan bangkit dan berhasil memenangi Deming Prize untuk keunggulan teknik. Ini membuat model-model baru mereka juga meledak di pasaran. 

Mobil baru mereka seperti Bluebird (1959), Cedric (1960), dan Sunny (1966), membantu memacu penjualan Nissan di Jepang dan luar negeri. Perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan sepanjang tahun 1960-an. Seiring berjalannya waktu, Nissan terus berinovasi dan mengembangkan produknya agar tetap mampu bersaing. Kini, mereka juga mengembangkan berbagai jenis powertrain sebagai pilihan kendaraan ramah lingkungan. (Sumber: SINDONEWS)