BISNIS— Capaian produksi mobil di Indonesia kian mendekati Thailand pada Januari 2025. Angkanya terpaut sekitar 13.432 unit. Mampukan RI mengejar posisi Thailand yang saat ini masih menjadi produsen otomotif terbesar di Asia Tenggara (ASEAN)? Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor IndonEsia (GAIKINDO), Indonesia memproduksi 92.792 unit mobil pada Januari 2025.
Namun, angka itu melemah 12,6 persen secara year-on-year (YoY) dibanding produksi mobil pada Januari 2024 sebanyak 106.224 unit. Di lain sisi, produksi mobil di Thailand hanya mencapai 107.103 unit pada Januari 2025. Angka tersebut turun 24,63 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan produksi mobil di Thailand dua kali lipat lebih dalam dibandingkan Indonesia. Artinya, selisih jumlah produksi mobil Indonesia dan Thailand hanya sebesar 14.311 unit pada Januari 2025.
Sebagai gambaran, di urutan pertama produsen mobil terbesar RI ada Toyota sebesar 45.357 unit pada Januari. Capaian itu relatif terjaga, hanya turun 0,1 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Selanjutnya, di peringkat kedua ada Mitsubishi Motors yang mencatatkan angka 11.250 unit pada Januari 2025. Angka itu turun 22,8 persen dibanding Januari 2024 sebanyak 14.569 unit.
Di peringkat ketiga ada Daihatsu yang mencatatkan angka 9.983 unit atau turun 30,6 persen YoY. Disusul Honda dengan angka produksi 6.075 unit atau turun 27,8 persen YoY. Kemudian, ada Suzuki di urutan kelima dengan capaian produksi mobil 5.749 unit, diikuti produsen asal Korea Selatan, Hyundai (HMMI) yang menorehkan angka 4.979 unit. Berturut-turut, produsen mobil terbesar di RI selanjutnya yakni Isuzu sebanyak 2.298 unit, Hino 2.288 unit, Mitsubishi Fuso 2.124 unit, dan Chery 1.031 unit.
Berdasarkan keterangan Federasi Industri Thailand (FTI), penurunan angka produksi mobil dipicu lemahnya penjualan mobil dalam negeri dan kinerja ekspor kendaraan ke berbagai negara. Sebagai pusat manufaktur otomotif terbesar di Asia Tenggara dan basis ekspor bagi produsen global seperti Toyota dan Honda, tentu saja penurunan produksi ini mengejutkan bagi banyak pihak. “Saya sangat terkejut. Jumlah produksi sangat rendah,” kata Juru Bicara Divisi Industri Otomotif Federasi Industri Thailand, Surapong Paisitpattanapong mengutip Reuters, Senin 24 Februari 2025.
Penurunan produksi mobil di Thailand lebih tajam dibandingkan penurunan 17,37 persen pada Desember 2024, dan mencatat pelemahan produksi selama 18 bulan berturut-turut. Di lain sisi, penjualan mobil domestik di Thailand susut 12,26 persen pada Januari 2025 menjadi 48.092 unit. Capaian itu melanjutkan tren negatif setelah anjlok 20,94 persen pada Desember 2024. Kondisi ini diperparah oleh kebijakan pengetatan kredit kendaraan akibat tingginya utang rumah tangga.
Di sisi lain, ekspor mobil Thailand merosot 28,13 persen menjadi 62.321 unit, atau angka terendah dalam 33 bulan terakhir. Persaingan ketat dari produsen mobil asal China memperburuk situasi ini, jauh lebih dalam dibandingkan penurunan 15,46% yang terjadi bulan sebelumnya. Beberapa negara yang menjadi tujuan utama ekspor mobil Thailand sepanjang 2024 lalu yakni Australia, Filipina, dan Jepang. (*)