NEW YORK— Kejahatan siber dalam industri otomotif terus meningkat. Upstream Security mengungkap, pada 2019 saja terdapat mencapai 150 kasus pelanggaran keamanan siber. Dikutip dari Car and Driver pada Senin 6 September 2021, fenomena ini perlu disikapi oleh para produsen otomotif dengan beragam langkah pencegahan.
Menurut Upstream Security, terdapat tiga hal yang bisa dilakukan oleh para pabrikan otomotif. Pertama, cyber security harus jadi satu kesatuan dalam desain mobil secara keseluruhan. Dengan adanya sistem keamanan siber yang menyeluruh pada tiap komponen, maka hal ini akan mempersulit aksi peretas.
Selanjutnya, pabrikan harus menghadirkan keamanan siber berlapis sehingga membuat peretas membutuhkan waktu lebih untuk menembus salah sistem keamanan dalam mobil tersebut. Disarankan, keamanan berlapis itu terdapat pada kendaraan, jaringan telekomunikasi dan cloud security defenses.
Ketiga, pabrikan juga disarankan untuk menyiapkan pusat-pusat keamanan kendaraan (vehicle security operations centers). Dengan begitu, pabrikan juga berperan sebagai pengawas yang dapat mendeteksi gangguan dari peretas dan melakukan aksi pertolongan dengan cepat.
Jika ketiga hal ini bisa diterapkan, maka kejahatan siber yang memanfaatkan koneksi internet dalam kendaraan pun bisa dicegah. Hal ini tentu merupakan hal yang sangat penting mengingat cybersecurity incidents mengalami peningkatan di atas 90 persen dari tahun ke tahun.
Tentu, hal ini merupakan hal yang sangat berbahaya. Jika disalah gunakan, maka hal ini bisa mengancam keamanan pengendara dan pengguna jalan lainya. (REPUBLIKA)