Berita Economy & Industry

Perlombaan Mobil Listrik kian Ketat, Mitsubishi Bergabung ke Honda-Nissan

CNN— Produsen mobil asal Jepang Mitsubishi Motors dilaporkan akan bekerjasama dengan Honda dan Nissan. Kerjasama ketiganya dimaksudkan untuk memperkuat produksi dan pasar mobil listrik. Dikutip dari Nikkei, Senin 29 Juli 2024, Kerjasama ini akan mengkonsolidasikan pasar mobil domestik di Jepang menjadi dua kelompok. Yang pertama adalah Toyota, Daihatsu, Suzuki, Subaru, Mazda, dan Hino. Yang kedua adalah Honda-Nissan-Mitsubishi.

Pergeseran besar di industri otomotif global akan mendorong reorganisasi besar-besaran, termasuk sektor-sektor lain di Jepang. Langkah ini untuk mengantisipasi Tesla dan produsen mobil China yang sudah berinvestasi besar-besaran dalam kendaraan listrik. Selama ini produsen mobil Jepang dipandang kurang sungguh-sungguh bersaing dalam hal skala rantai pasokan.

Ketiga perusahaan— Honda, Nissan, Mitsubishi— akan bekerja sama untuk meningkatkan daya saing mereka agar dapat bertahan di pasar yang sangat kompetitif. Sebelumnya, Honda Motor dan Nissan Motor mengumumkan perjanjian kerjasama yang komprehensif pada Maret 2024. Belum ada keputusan tentang apa yang akan dilakukan dengan Mitsubishi Motors, di mana Nissan memegang 34,01 persen saham.

Mitsubishi Motors telah menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan Honda dan Nissan dan memulai diskusi. Honda dan Nissan adalah produsen mobil terbesar kedua dan ketiga di Jepang, masing-masing, dengan penjualan global 4,1 juta dan 3,44 juta unit pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2024. Dengan bergabungnya Mitsubishi, grup ini berpeluang akan memiliki penjualan 8,35 juta kendaraan.

Toyota, produsen mobil terbesar, telah membuat aliansi di Jepang. Toyota dengan kelompoknya telah membentuk Kerjasama. Artinya, kelima produsen mobil ini memiliki lima pabrik. Kelompok Honda, Nissan, Mitsubishi juga sepakat menggalang kerjasama produksi. Selama ini Honda tak memproduksi kendaraan plug-in hybrid atau truk pikap di Jepang. Mitsubishi Motors, yang memiliki kekuatan di bidang ini, akan menyediakan pasokan komponen.

Di balik aliansi antara Honda, Nissan dan Mitsubishi adalah desakan untuk merespons pergeseran besar dalam industri otomotif, yang konon hanya terjadi sekali dalam 100 tahun. Ketika pergeseran dari kendaraan bahan bakar minyak ke kendaraan listrik terus berlanjut di tengah dekarbonisasi, produsen mobil Jepang dianggap tertinggal karena kebangkitan negara-negara berkembang.

Pada 2023, Nissan dan Honda masing-masing hanya menjual 140 ribu dan 19 ribu mobil listrik di seluruh dunia. Sementara Tesla (Amerika Serikat, AS) dan BYD (China) jauh di depan dengan 1,8 juta dan 1,57 juta unit. Di China, pasar mobil terbesar di negara itu yakni Honda dan Nissan terpaksa mengubah jalur ekspansi mereka karena harus bersaing dengan mobil listrik murah di pasar lokal. (*)