Berita Berita APM Economy & Industry

Penjualan Toyota di Pameran Otomotif GIIAS 2024 Banyak Disumbang Hybrid

VIVA– Auto2000 (perusahaan dealer untuk mobil merek Toyota) mencatatkan pencapaian gemilang dalam pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 Juli lalu. Berdasarkan data yang dikumpulkan selama acara, mobil hybrid mendominasi penjualan. Porsinya sebesar 30 persen dari total surat pemesanan kendaraan (SPK). Model terlaris adalah Innova Zenix Hybrid (20 persen).

Di posisi kedua, Toyota Avanza (11 persen), diikuti oleh Veloz (tujuh persen). Sisanya diisi oleh berbagai model Toyota lainnya, yang tetap mendapat sambutan positif dari pengunjung GIIAS. Model hybrid lain yang juga diminati oleh konsumen. Itu termasuk Yaris Cross Hybrid, Alphard Hybrid, Vellfire Hybrid, Corolla Cross Hybrid, dan Corolla Hybrid. 

Angka penjualan mobil hybrid Toyota di GIIAS 2024 yang mencapai 30 persen. Ini mencerminkan pergeseran preferensi konsumen Indonesia makin sadar akan pentingnya mobilitas berkelanjutan. “Kami terus berusaha memberikan layanan terbaik, mulai dari pemilihan mobil yang tepat, penghitungan skema kredit yang sesuai, proses pemesanan, servis kendaraan sampai proses trade-in,” kata Chief Marketing Auto2000 Yagimin, Jumat 16 Agustus 2024. 

Soal Insentif Mobil Hybrid 

Perusahaan agen pemegang merek Toyota PT Toyota-Astra Motor (TAM) menanggapi terkait keputusan Pemerintah yang tak memberlakukan insentif mobil hybrid. Anton Jimmy Suwandi (Marketing Director PT TAM) mengatakan pihaknya sudah mengetahui tentang kebijakan ini dan berusaha selalu mendukung keputusan Pemerintah. “Kami menghormati keputusan Pemerintah,” katanya, Rabu, 7 Agustus 2024. 

“Kami terus berkomunikasi secara konstruktif dengan pihak berwenang terkait kebijakan maupun regulasi yang ada. Tentu, regulasi sifatnya dinamis tergantung situasi dan kondisi terbaru,” katanya. 

Tapi ia menilai bahwa komposisi kendaraan elektrifikasi saat ini masih kurang mencukupi dari total market seharusnya.  “Komposisi kendaraan elektrifikasi secara total (HEV, BEV, PHEV) saat ini masih di bawah 10 persen dari total market. Ini menunjukkan banyaknya ruang penetrasi kendaraan elektrifikasi, seperti hybrid,” katanya. 

Maka dari itu, ia berharap Pemerintah untuk tetap mendukung perkembangan teknologi elektrifikasi ini. Hal ini perlu dilakukan agar usaha untuk mengurangi emisi karbon bisa terlaksana dengan cepat dan baik. “Ketersediaan ragam teknologi elektrifikasi ini rasanya akan bisa membantu mempercepat pengurangan emisi,” terangnya. (*)