KOMPAS— Penjualan kendaraan roda empat diproyeksikan akan pulih secara bertahap di tahun ini. Pemulihan penjualan tersebut bisa berlangsung dalam jangka menengah. Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie Sugiarto kepada Kompas, Sabtu 8 Maret 2025, menyatakan harapannya penjualan mobil meningkat pada tahun 2025. Sepanjang 2024, GAIKINDO melaporkan penjualan ritel mencapai 889.680 unit, turun 10,9 persen dibanding tahun 2023. ”Penjualan mobil baru diperkirakan bisa sebanyak 800 ribu hingga 900 ribu unit (di tahun ini),” kata Jongkie.
Jongkie menilai kenaikan signifikan tak akan terjadi dalam jangka waktu dekat, seperti di momentum Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) kali ini. ”Penjualan mobil di periode Ramadhan sampai Idul Fitri setiap tahunnya biasa-biasa saja,” ujarnya.
Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang, saat dihubungi terpisah, menilai, momen Ramadhan dan Idul Fitri 2025 masih menjadi tantangan bagi industri otomotif. Ini karena jumlah hari kerja yang lebih sedikit dan pergeseran pengeluaran masyarakat ke kebutuhan Lebaran. ”Secara historis, penjualan kendaraan cenderung melambat selama Bulan Puasa meskipun ada potensi rebound (pemulihan) setelah Lebaran,” katanya.
Namun dalam jangka menengah, beberapa kebijakan pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat dinilai berpotensi mendorong masyarakat mempertimbangkan pembelian kendaraan, terutama di segmen mobil penumpang dan kendaraan komersial ringan yang banyak digunakan untuk perjalanan jauh atau transportasi barang.
Salah satunya, kebijakan mencairkan tunjangan hari raya (THR) aparatur sipil negara (ASN) lebih awal, serta memberikan diskon tarif tol sebesar 20 persen di beberapa ruas utama yang berpotensi mendorong mobilitas selama periode mudik.
Penjualan Mobil Menantang di 2025
Pemulihan bertahap industri otomotif juga dapat didorong oleh kombinasi kebijakan insentif fiskal, perbaikan infrastruktur, serta upaya menarik investasi asing untuk memperkuat ekosistem kendaraan ramah lingkungan. Pemerintah, misalnya, telah menetapkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10 persen untuk kendaraan listrik berbasis baterai (EV) dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen dan 5 persen untuk EV dengan TKDN 20-40 persen.
Selain itu, mobil hibrida yang memenuhi kriteria kendaraan rendah emisi juga mendapatkan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar tiga persen. Bus listrik dengan TKDN minimal 20 persen juga memperoleh insentif PPN DTP sebesar lima persen. ”Jika tren suku bunga global dan domestik juga terus melandai, biaya pembiayaan kendaraan bisa semakin ringan sehingga mendorong daya beli masyarakat,” kata Evalita.
Adapun penjualan mobil baru juga berpotensi terhambat harga kendaraan yang masih relatif tinggi. Kemudian, kebijakan kredit yang lebih ketat. Sementara itu, pasar penjualan mobil bekas diproyeksikan tetap tumbuh tahun ini. PT Autopedia Sukses Lestari Tbk, perusahaan yang menjual mobil bekas lewat ritel omnichannel, Caroline.id, mengatakan siap menangkap peluang peningkatan permintaan mobil bekas menjelang Lebaran 2025.
Hingga September 2024, volume lelang mobil bekas naik 33,1 persen secara tahunan menjadi 92.172 unit. Peningkatan volume lelang tersebut telah mendongkrak pendapatan dari bisnis lelang naik 37,6 persen menjadi Rp 199,04 miliar. Mereka mencatat, ada tren peningkatan permintaan mobil bekas yang terus berlanjut. Selama sembilan bulan pada 2024, Caroline.id mencatatkan penjualan lebih dari 2.400 unit mobil bekas yang meningkat 18,3 persen secara tahunan. Ini membuat Caroline.id mencatatkan kenaikan pendapatan 35 persen secara tahunan menjadi Rp 416,76 miliar.
”Kami optimistis tahun ini akan dapat meraih pendapatan yang lebih baik dari tahun lalu,” kata Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari Jany Candra, dalam keterangan pers tertulis.
Tahun ini mereka menyiapkan belanja modal Rp 20 miliar sampai Rp 30 miliar untuk kegiatan ekspansi Caroline.id. Salah satunya akan digunakan untuk membiayai pembukaan cabang ke-17 showroom Caroline.id yang diharapkan akan mulai beroperasi pada triwulan kedua 2025. Caroline.id juga bekerja sama dengan PT Mandiri Utama Finance (MUF) menggelar Mobil Bekas Expo (MOBEX) MUF X CAROLINE.ID pada 7-16 Maret 2025 di Caroline.id Gading Serpong, Kabupaten Tangerang (Banten).
”Kami berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan pasar mobil bekas di Indonesia menjelang Lebaran ini dengan menghadirkan pilihan kendaraan yang terjamin kualitasnya, serta didukung dengan layanan yang transparan dan tepercaya,” kata Jany.
Mereka juga konsisten memperkuat ekosistem bisnis mobil bekas, termasuk bisnis lelang, yang menargetkan pangsa pasar di atas 40 persen. Hingga September 2024, volume lelang mobil bekas naik 33,1 persen secara tahunan menjadi 92.172 unit. Peningkatan volume lelang tersebut telah mendongkrak pendapatan dari bisnis lelang naik 37,6 persen menjadi Rp 199,04 miliar. (*)