Berita Economy & Industry

Pasar Mobil Domestik Redup, GAIKINDO Dorong Ekspor demi Kelangsungan Produksi

JAKARTA— Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh Kumara mengatakan pihaknya sedang merancang strategi baru untuk mengantisipasi lesunya penjualan mobil nasional di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Strategi ini mengoptimalkan kapasitas produksi mobil dengan mencari pasar ekspor baru. Saat ini salah satu masalah produksi mobil di Indonesia tak bisa maksimal karena permintaan unit untuk dijual di dalam negeri sedang anjlok.

Berdasarkan data GAIKINDO, kemampuan produksi mobil di Indonesia mencapai 2,25 juta unit per tahun, namun hingga pada 2019 baru digunakan 1,29 juta unit. Dari 1,29 juta unit itu, sebanyak sekitar 1 juta unit diproduksi untuk dijual di dalam negeri, sedangkan 300 ribu unit buat ekspor ke 80 negara.

Berdasarkan kemampuan produksi pada 2019 itu, Indonesia merupakan negara ke-13 dengan jumlah produksi mobil terbanyak di dunia. Sementara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia di posisi dua setelah Thailand. Selama masa pandemi, April-Agustus 2020, produksi dan penjualan mobil di Indonesia sangat terganggu. Pada Mei produksi sempat terpuruk, hanya 2.500 unit, sementara penjualan cuma 3.500 unit.

Pada tahun lalu rata-rata produksi bulanan di atas 100 ribu unit, sedangkan penjualan domestik sekitar 80 ribu unit. “Produksi tak akan maksimal kalau penjualan [domestik] tidak ada dan yang bisa kami lakukan ekspor,” kata Kukuh dalam diskusi virtual, Selasa 22 September 2020 seperti dikutip CNN.

Angka ekspor juga tumbang pada April sampai Agustus, namun menurut Kukuh hasilnya masih terbilang positif dan dinilai potensial dikembangkan dengan membuka pasar baru. Upaya membuka pasar ekspor baru ini disebut Kukuh sudah diusulkan kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). “Kami berupaya melakukan relokasi order karena kapasitasnya ada di Indonesia,” kata Kukuh.

Kukuh mengatakan pihaknya juga sedang meminta kepada prinsipal masing-masing produsen yang memiliki pabrik di Indonesia untuk merestui relokasi. “Kami akan meminta ke prinsipal agar mereka mau melakukan produksi di Indonesia dan mengekspornya ke negara lain. Atau menambah varian kendaraan yang diproduksi di sini dan ekspor ke negara lain. Itu untuk optimalisasi kapasitas produksi,” kata Kukuh. (*)