Berita Economy & Industry

Mobil Listrik dan Hybrid makin Ketat Berpacu di Pasar

KONTAN— Persaingan pasar kendaraan ramah lingkungan nasional makin ketat. Sejauh ini, penjualan mobil hybrid tampak masih mendominasi segmen pasar ini, mengungguli mobil listrik. 

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan whole sales (pabrik ke dealer) mobil hybrid nasional mencapai 56.812 unit sepanjang 2024. Angka ini tumbuh 4,86 persen year on year (YoY) dibanding periode yang sama tahun 2023 lalu. Penjualan mobil listrik nasional mencapai  42.889 unit hingga akhir 2024. Walau begitu, pertumbuhan penjualan mobl listrik cukup pesat yakni 151,53 persen YoY dibanding tahun 2023 lalu.

Grup Astra melalui PT Toyota Astra Motor (TAM) menjadi pendorong utama penjualan mobil hybrid nasional. Hingga Desember 2024, Toyota membukukan penjualan whole sales mobil hybrid sebanyak 35.239 unit. Adapun Kijang Innova Zenix HEV jadi andalan bagi Toyota di segmen ini dengan capaian penjualan sebanyak 26.470 unit.

Marketing Director Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan siap meningkatkan penjualan mobil hybrid pada 2025. Terutama dengan adanya insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk produk tersebut sebesar tiga persen.

Toyota masih menanti detail kebijakan fiskal tersebut. Berdasarkan kalkulasi yang ada, keberadaan insentif dapat menekan harga jual mobil hybrid Toyota. Alhasil, mobil hybrid Toyota akan semakin kompetitif di pasar. “Besar harapan kami insentif ini dapat segera diberlakukan agar dapat meningkatkan pasar mobil hybrid,” ujar Anton, Senin 13 Januari 2025.

Sejumlah produsen mobil listrik siap meningkatkan penjualannya pada 2025 sekaligus bersaing dengan mobil hybrid. Industri mobil listrik sendiri kembali mendapat kucuran insentif fiskal, salah satunya adalah pembebasan PPnBM untuk penjualan mobil listrik impor dan hasil rakitan lokal. Agen Pemegang Merek (APM) otomotif asal China Wuling Motors berharap meraih penjualan mobil listrik lebih baik dari tahun 2024 lalu. Kala itu, Wuling meraih penjualan whole salesmobil listrik sebanyak 13.117 unit.

“Tahun ini kami masih yakin dengan Wuling EV ABC Stories (Air ev, BinguoEV, Cloud EV) yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan mobilitas ramah lingkungan,” kata Public Relation (PR) Manager Wuling Motor Brian Gomgom, Senin 13 Jauari 2025.

Pabrikan asal China lainnya PT Neta Auto Indonesia membidik penjualan mobil listrik sebanyak lebih dari 4.000 unit pada 2025. Untuk itu, Neta akan kembali agresif menambah dealer baru hingga 30 dealer pada tahun ini. Neta juga siap menghadirkan mobil listrik baru di segmen Mid dan Low Sport Utility Vehicle (SUV) pada tahun 2025 ini. “Kami akan terus melakukan studi kelayakan terkait kendaraan yang telah tersedia saat in untuk dapat dibawa ke Indonesia,” kata Frietz Roboth, Brand PR & Digital Senior Manager Neta Auto Indonesia.

Pengamat Otomotif sekaligus Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, mobil listrik dan mobil hybrid memiliki plus-minus yang dapat jadi pertimbangan bagi para konsumen. Mobil listrik dipandang sebagai solusi tepat untuk upaya pengurangan pengurangan emisi sektor transportasi. Kendaraan ini juga memiliki biaya operasional yang rendah. Namun harga jual yang relatif mahal bagi sebagian model mobil listrik membuat beberapa konsumen ragu. “Jarak tempuh mobil listrik juga relatif terbatas, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat,” kata dia.

Sementara itu, mobil hybrid mampu menawarkan solusi efisiensi bahan bakar dan rendah emisi karbon. Mobil ini juga punya keunggulan berupa kemampuan menempuh jarak lebih jauh dibandingkan mobil listrik. “Harga mobil hybrid umumnya lebih terjangkau dibandingkan mobil listrik, namun lebih mahal dibandingkan mobil konvensional. Biaya perawatan juga tinggi karena jumlah komponennya jauh lebih banyak,” kata dia. (*)