Berita Economy & Industry

Mobil LCGC Capai 70 Persen Penjualan di GIIAS Surabaya 2022

SURABAYA— Project Director Astra Financial untuk pameran mobil GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 Tan Chian Hok mengatakan bahwa pasca-Pandemi COVID-19 terjadi peningkatan penjualan mobil. Market terbesar masih didominasi peminat kategori LCGC. “Memang LCGC popular. Kami lihat sekitar 60 persen sampai 70 persen,” kata Tan dalam pameran GIIAS 2022 di Grand City Convex Surabaya, seperti dikutip DETIK, Rabu 14 September 2022.

Ia menargetkan penjualan dan pendaftaran asuransi hingga leasing mencapai 1.000 unit. Menurutnya, target itu dua kali lipat dari tahun sebelumnya. “Kami berikan penawaran free administrasi, hingga ada tambahan asuransi juga,” katanya.

Meski pasar mobil masih didominasi LCGC, saat ini pasar segmen lain juga sedang bergeliat. Salah satunya adalah pasar LMPV yang kini sedang dipenuhi hampir semua merek yang bersaing ketat. Merek yang saat ini sedang mencuat ke permukaan untuk segmen ini adalah Hyundai. Dalam pameran otomotif tahunan itu Hyundai optimistis mampu menggaet minat masyarakat Indonesia dengan sejumlah produk seperti Creta dan Stargazer.

“Ini mobil yang kami buktikan adanya inovasi produk. Ini memiliki ciri khas, bahwa ada DNA khatulistiwa Indonesia di desain eksteriornya,” kata Erwin Jayadi Putra, Sales Director Hyundai Motors Indonesia dalam konferensi pers.

Selain menawarkan produk untuk mengambil hati para konsumen, Hyundai menyediakan fasilitas berupa payment protection, replacement guarantee, hingga resale value guarantee. Menurutnya, bukan hal mudah untuk masuk dalam pangsa pasar Indonesia. Rangkaian survey cukup panjang telah dilakukan hingga Hyundai memberanikan meluncurkan Stargazer untuk pertama kalinya di Indonesia.

“Kami menetapkan investasi tertinggi di Indonesia pada 2019, saat itu kami putuskan membangun pabrik di Indonesia dengan total 1.5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 113 triliun. Di sini saat berinvestasi, yang ditawarkan adalah mobil listrik dan apa yang menjadi kebutuhan rata-rata rakyat Indonesia. Maka muncul lah Stargazer ini,” katanya.

Serupa dengan pabrikan otomotif lainnya, pihaknya berharap penjualan hingga daya beli masyarakat berkembang. Dengan begitu, kesempatan untuk menciptakan lapangan kerja untuk Indonesia juga terbuka lebar. “Target kami sebanyak-banyaknya, kami juga merefleksi dari GIIAS Jakarta, terbilang sangat sukses, pengumpul SPK terbanyak nomor 2, harapannya juga terjadi di Surabaya. Kalau di Jakarta Stargazer laku 1.500 unit, di Surabaya harapan kami 12 persen atau sekitar 900 hingga 1.000 SPK. Kami yakin segmen MPV di Jatim itu dominan, potensi di Surabaya besar,” kata dia.

Head of Regional Sales Hyundai Motors Indonesia Budi Darmawan Jantania menegaskan produk yang dijajakan para produsen serupa tentu melakukan development dan riset sebelumnya. Bahkan, beragam hal di dalamnya telah diperhitungkan serta disesuaikan untuk kebutuhan setiap generasi.

“Kami pastikan aman dan bukan asal-asalan. Market Indonesia populer dengan SUV. Kami kenalkan pertama kali Creta dan responnya luar biasa. Nah, karena itu kami kenalkan EVT, itu di atas CVT. Bisa bereaksi lebih cepat dari CVT tapi tidak menghilangkan CVT. Karakternya sigap tapi lembut, seperti tidak ada perpindahan gigi sama sekali,” kata dia.

Pemain lama di pasar MPV dan SUV adalah Mitsubishi. President Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Naoya Nakamura mengatakan segmentasi dan pasar otomotif di Indonesia lambat laun akan bergeser ke mobil listrik. Namun, perubahan itu tidak instan. “Kami fokus ke mobil listrik dan pemasarannya di Indonesia. Saat ini, solusi yang ada tentang kendaraan listrik adalah baterai dan hybrid,” kata dia.

Oleh karena itu, pihaknya juga masih melakukan diskusi mendalam dengan kementerian terkait baterai dan produk mobil listrik yang akan dipasarkan di Indonesia. Seperti halnya Mitsubishi Outlander Electric Vehicle. “Kami lakukan kerja sama bisnis yang menggunakan mobil full listrik untuk logistik mau pun niaga ringan. Masih harus dilakukan visibilitas (dalam beberapa hal), baik dari pemerintahan mau pun partner bisnis,” kata dia.

Selain produk, ia juga berkisah perihal infrastruktur penunjang untuk kendaraan listrik di Indonesia. Bahkan, ia mengaku pihaknya juga telah berdiskusi mendalam dengan berbagai pihak untuk bisa memberikan sumbangsih perihal kendaraan listrik di tanah air.

Project Director Astra Financial GIIAS 2022 Tan Chian Hok membenarkan itu. Menurutnya pangsa pasar, penjualan, hingga komponen mobil listrik bakal berkembang di kemudian hari. “Memang, trennya akan ke sana, saya pikir cukup baik, tapi belum banyak. Sekarang yang terpenting adalah double engine yaitu hybrid, prospek masih sangat cerah ke depannya, dari GAIKINDO memang begitu, arahnya ke sana (memasifkan mobil listrik),” katanya. (*)