Berita Economy & Industry

Menko Perekonomian di Pembukaan Pameran GIIAS 2023: Industri Otomotif Didorong Tumbuh Lebih Besar

KOMPAS— Industri otomotif Tanah Air mencatatkan pertumbuhan positif beberapa tahun terakhir. Namun, capaian itu dinilai belum cukup. Tren kendaraan listrik dinilai bisa menjadi kesempatan bagi industri otomotif Indonesia berkiprah lebih signifikan di pasar otomotif global. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu saat membuka pameran otomotif GAIKINDO International Auto Show (GIIAS) ke-30 di Gedung Indonesia Conference Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD) City, Kabupaten Tangerang (Banten), Kamis 10 Agustus 2023. 

Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Gandi Sulistiyanto, serta Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohannes Nangoi. Airlangga menambahkan, saat ini ada 21 perusahaan yang memproduksi hingga 1,6 juta unit kendaraan bermotor di Indonesia. Dengan jumlah itu, Indonesia merupakan negara dengan produksi kendaraan bermotor terbanyak ke-11 di dunia. Pemerintah terus mendorong pertumbuhan sektor otomotif agar naik peringkat di 10 besar. Pemerintah juga mendorong ekspor produk otomotif. “(Ekspor kendaraan tumbuh) dari 470 ribu unit tahun 2022 ditargetkan menjadi 500 ribu unit kendaraan tahun ini,” katanya.

Organisasi Internasional Produsen Kendaraan Bermotor (Organisation Internationale des Constructeurs d’Automobiles, OICA) mencatat, Indonesia memproduksi 1,47 juta unit kendaraan bermotor pada tahun 2022. Dari sisi jumlah, Indonesia merupakan negara produsen kendaraan bermotor terbanyak ke-11 dunia. Kendati perubahan target tersebut tak terlalu signifikan, Airlangga berharap industri otomotif tetap menunjukkan daya saing yang kuat, terutama dalam menjangkau 93 negara tujuan ekspor. 

Apalagi, Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) dan Institute for Management Development (IMD) Swiss mencatat, peringkat daya saing Indonesia naik dari ranking 44 tahun 2022 menjadi 34 dari total 64 negara yang diteliti pada tahun 2023. Airlangga menyebut, industri otomotif yang meliputi jasa perdagangan turut menjadi tulang punggung dalam menopang pertumbuhan industri manufaktur dan perdagangan. Ini tecermin dalam data pertumbuhan industri pengolahan yang tumbuh 4,88 persen pada triwulan kedua 2023 dengan industri manufaktur menjadi kontributor utamanya.

Pada periode yang sama, industri alat angkutan tumbuh 9,66 persen secara tahunan, mengungguli kinerja industri pengolahan nonmigas yang tumbuh 4,56 persen. Selain itu, ekspor produk kendaraan utuh (completely built up, CBU) rata-rata meningkat sekitar 25 persen secara tahunan atau tercatat senilai 3,15 miliar dollar AS pada periode Januari-Juli 2023. Nanyak kendaraan listrik yang masuk dan harganya terjangkau. Ini sebagian besar akan masuk dengan pola completely knocked down (CKD) impor komponen yang belum dirakit. 

Berdasarkan data Kementerian Perindusrian, total kapasitas produksi industri otomotif nasional mencapai 2,35 juta unit per tahun. Dengan kapasitas itu, industri otomotif telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai pasok otomotif, mulai dari tier-1 sampai tier-3.

Kurangi emisi karbon

Di sisi lain, pemerintah turut mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dengan memberikan insentif guna menarik investor. Sebagai upaya untuk mengurangi emisi karbon, langkah tersebut perlu didukung dengan menumbuhkan minat masyarakat. Airlangga berharap pameran GIIAS tahun ini dapat menarik minat beli masyarakat, lebih besar ketimbang tahun lalu. 

Pada perhelatan GIIAS 2022, penjualan kendaraan bermotor roda empat mencapai 26.658 unit senilai lebih dari Rp 11 triliun. “Kita lihat banyak kendaraan listrik yang masuk dan harganya terjangkau. Ini sebagian besar akan masuk dengan pola CKD. Tentu, diharapkan dapat meningkatkan persaingan,” kata Airlangga.

Sepanjang tahun 2022, total kendaraan listrik yang terjual mencapai 10 ribu unit. Dari jumlah itu, sekitar 15 persennya atau 1.594 unit terjual saat pameran GIIAS yang dihelat tahun 2022.

Menanggapi hal itu, Nangoi menyampaikan, industri otomotif akan terus mendukung upaya pemerintah dalam mencapai nol emisi bersih (net zero emission, NZE). Upaya tersebut dilakukan dengan menciptakan inovasi kendaraan yang lebih ramah lingkungan serta mengedukasi masyarakat mengenai transisi menuju energi yang berkelanjutan. “Itu dapat disaksikan dalam pameran otomotif GIIAS 2023 yang mengusung tema Future Now. Tema ini diambil sebagai bentuk representasi dari masa depan industri otomotif Indonesia,” katanya.

Dalam pameran 10-20 Agustus 2023 itu terdapat 49 merek kendaraan bermotor yang terdiri dari 34 jenama kendaraan penumpang dan komersial serta 15 merek sepeda motor. Tak sekadar memamerkan berbagai teknologi kendaraan terbaru dan elektrifikasi otomotif, para pengunjung juga dapat mengetes kendaraan terbaru. Selain menduduki peringkat ke-11 skala global, industri otomotif pada tahun 2022, merealisasikan investasi senilai Rp 25,23 triliun pada 2022 atau naik 5,33 persen secara tahunan. Investasi tersebut terutama berasal dari penanaman modal asing (PMA), yakni mencapai 90 persen atau Rp 22,8 triliun.

“Kami melaporkan bahwa Industri otomotif Indonesia berhasil menutup tahun 2022 dengan capaian yang sangat baik, bahkan melebihi capaian sebelum pandemi Covid-19. Pertumbuhan penjualan dari pabrik ke dealer (whole sales) kendaraan pada tahun 2022 naik hingga 18 persen secara tahunan. Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan pasar domestik dan mendorong peluang Indonesia menjadi basis produksi kegiatan ekspor,” kata Nangoi.

Pelonggaran Pajak

Secara terpisah, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menuturkan, pihaknya memberlakukan relaksasi, yakni menunda tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) kendaraan listrik sebesar 40 persen dari sebelumnya pada 2024 menjadi tahun 2026. Hal ini dilakukan guna menarik lebih banyak investasi kendaraan listrik. “Bukan berarti tahun 2026 baru bisa tercapai 40 persen karena semua tergantung dari baterai. Baterai itu komponennya sudah 40-50 persen dari kendaraan listrik. Ketika Indonesia sudah mulai memproduksi baterai, nilai TKDN bisa lebih cepat di atas 40 persen,” kata Agus.

Dalam mengembangkan produksi kendaraan listrik, pemerintah membuka kesempatan bagi perusahaan manapun untuk mulai berinvestasi. Salah satu contohnya adalah penambahan investasi oleh Mitsubishi Motor Corporation, produsen otomotif asal Jepang senilai Rp 5,7 triliun. Investasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 250 ribu unit pada tahun 2024. Pada tahun 2023, Mitsubishi menargetkan realisasi penanaman modalnya di Indonesia sebesar Rp 12,3 triliun. (*)