Berita Economy & Industry

Langkah Asuransi Allianz Meraup Premi Kendaraan di Saat Bisnis Otomotif Lesu

BISNIS— Perusahaan asuransi umum PT Asuransi Allianz Utama Indonesia memproyeksikan pendapatan premi asuransi kendaraan akan tetap tumbuh positif meskipun industri otomotif nasional tengah melambat. Head of Personal Lines & Product Development Allianz Utama Indonesia Alwin Jasim mengatakan telah menyiapkan strategi jangka panjang untuk menjaga bisnis. Salah satunya mengambil momentum seperti arus mudik Idul Fitri (Lebaran) yang akan datang.

“Kami juga memperkirakan pendapatan dari asuransi kendaraan akan tetap mengalami peningkatan, meskipun tidak terlalu signifikan,” kata Alwin beberapa pekan lalu.

Secara keseluruhan, Allianz Utama mencatat premi sebesar Rp 185 miliar per Januari 2025. Angka ini tumbuh 9,95 persen secara tahunan (year on year, YoY) dibanding periode yang sama tahun 2024 lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya jumlah nasabah yang mengasuransikan kendaraannya melalui Allianz Utama.

“Kami terus berupaya meningkatkan kinerja tenaga pemasar dalam memberikan edukasi kepada nasabah terkait perlindungan asuransi yang mereka butuhkan serta mengomunikasikan manfaat perlindungan yang tersedia,” tambahnya.

Dukungan pemerintah menstimulasi industri otomotif sangat diperlukan. Tujuannya, untuk mendorong angka penjualan kendaraan bermotor, yang pada akhirnya juga berdampak positif bagi industri asuransi. “Allianz Utama sebagai bagian dari industri asuransi umum berkomitmen untuk turut mengembangkan industri ini dan melindungi lebih banyak lagi masyarakat Indonesia,” katanya.

Dewasa ini tren industri otomotif melemah sejak awal tahun. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), total penjualan mobil nasional secara whole sale tercatat 61.843 unit pada Januari 2025, turun 11,3 persen YoY dari 69.758 unit di Januari 2024. Penjualan retail juga turun 18,6 persen YoY menjadi 63.858 unit dibanding periode yang sama tahun 2024 lalu sebanyak 78.437 unit.

Secara bulanan, penjualan mobil juga menunjukkan penurunan. Penjualan whole sales merosot 22,5 persen dibanding Desember 2024. Penjualan retail turun 22,2 persen dalam periode yang sama. Meski demikian, GAIKINDO masih menargetkan penjualan mobil 2025 mencapai 900 ribu unit, sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi 2024. (*)