JAKARTA— Menjelang Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Pertamina (Persero) di Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) akan menyiagakan stok bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar gas cair (liquidied petroleum gas, LPG). Ini untuk mengantisipasi adanya peningkatan konsumsi. Pertamina JBT pun memprediksi penyaluran produk terutama BBM jenis gasoline turun 11 persen dari tahun 2019 lalu yaitu dari 14 ribu kiloliter (KL) menjadi 12.600 KL.
Menurut Pjs Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Jawa Bagian Tengah Arya Yusa Dwicandra penurunan prediksi konsumsi BBM jenis gasoline natal dan tahun baru kali ini diakibatkan pandemi COVID-19 yang masih terjadi dan penerapan protokol kesehatan yang masih diterapkan. “Walaupun pandemi masih melanda Indonesia dan global, Pertamina tetap mengaktifkan SATGAS Natal dan Tahun Baru yang telah dimulai sejak 7 Desember 2020 dan akan berakhir pada tanggal 11 Januari 2021”, kata Arya dalam keterangan tertulis, Senin 14 Desember 2020 seperti dikutip Detik.
Pengaktifan SATGAS sebagai antisipasi kesiapan stok BBM dan LPG jika terjadi peningkatan aktifitas masyarakat. Untuk konsumsi produk lainnya seperti BBM jenis Gasoil, Pertamina Jawa Bagian Tengah memprediksi akan terjadi penurunan sebesar 11 persen yaitu dari 5.700 KL menjadi 5.100 KL per hari. “Penurunan ini diperkirakan akan terjadi mengingat pengguna kendaraan jenis diesel yang didominasi oleh sektor industri akan libur selama natal dan tahun baru”, kata Arya.
Meski jumlah stok lebih rendah dari tahun lalu, tetapi jika dibandingkan rata-rata harian selama pandemi COVID-19 yang berada di angka 11.750 KL maka prediksi konsumsi BBM jenis gasoline natal dan tahun baru 2021 naik sebesar delapan persen. Selama periode SATGAS Natal dan Tahun Baru, Pertamina juga memprediksi akan terjadi kenaikan konsumsi BBM dan LPG di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk wilayah Jawa Tengah, Pertamina memperkirakan akan terjadi kenaikan sebesar delapan persen untuk BBM jenis Gasoline yaitu dari rataan harian normal sebesar 10.200 KL menjadi 11 ribu KL per hari.
Sedangkan untuk LPG bersubsidi (public service obligation PSO), diprediksi akan naik sebesar 10 persen dari rataan harian normal 3.480 Metric Ton (MT) menjadi 3.820 MT perhari dan LPG NPSO akan naik 12 persen dari 262 MT menjadi 282 MT per hari. Sementara itu untuk wilayah DI Yogyakarta, Pertamina memperkirakan akan terjadi kenaikan sebesar enam persen untuk BBM jenis Gasoline yaitu dari rataan harian normal sebesar 1.510 KL menjadi 1.600 KL per hari. Sedangkan untuk LPG PSO, diprediksi akan naik sebesar 10 persen dari rata-rata harian normal 380 Metric Ton (MT) menjadi 420 MT perhari dan LPG non-subsidi (non-public service obligation) NPSO akan naik Sembilan persen yaitu dari 61 MT menjadi 66 MT per hari. “Kami menghimbau agar konsumen menyiapkan stok LPG di beberapa hari sebelum tanggal tersebut sebagai antisipasi kesediaan stok di pangkalan kami,” kata Arya.
Sementara itu, melalui tujuh Terminal BBM yaitu Integrated Terminal Semarang dan Cilacap, Fuel Terminal Boyolali, Tegal, Maos, Lomanis serta Rewulu, Pertamina menyalurkan kebutuhan BBM di Regional Jawa Bagian Tengah. Sedangkan untuk kebutuhan LPG, Pertamina di Regional JBT memenuhinya melalui Depot LPG Cilacap serta Depot milik Opsico di Kota Semarang. (*)