TANGEANG— Pemerintah Indonesia fokus mengedepankan langkah konkret dalam menghadapi isu lingkungan dan perubahan iklim. Pada tahun 2030, penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) ditargetkan sebesar 29 persen secara mandiri, atau 41 persen jika mendapat dorongan internasional.
Salah satu upaya strategis yang telah dijalankan di Indonesia adalah penerapan Standar Emisi Euro 4 untuk diesel sejak April 2022. “Penerapan ini dilakukan pemerintah sebagai bentuk kesiapan industri otomotif untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan kontribusi pada pengurangan emisi serta lebih ramah lingkungan,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier pada peluncuran Mecedez-Benz Axor Euro 4 di Gedung Indonesia Conference Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, (Banten), seperti dikutip NERACA.
Taufiek menyampaikan, makin tinggi standar Euro yang ditetapkan, makin kecil batas kandungan gas karbon dioksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, volatil hidrokarbon, dan partikel lain yang dapat berdampak negatif pada manusia dan lingkungan. “Guna mendukung tujuan tersebut, misalnya dari sisi penyediaan bahan bakar, pemerintah telah mengimplementasikan standar dan mutu (spesifikasi) bahan bakar minyak jenis solar 51 dengan kandungan sulfur 50 ppm (setara Euro 4) dengan nama dagang Pertamina Dex,” kata Taufiek.
Kemenperin optimistis, peralihan Euro 2 menjadi Euro 4 dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta memberikan berbagai keuntungan. Itu di antaranya dapat menurunkan beban emisi dan polusi udara, meningkatkan performa kendaraan menjadi lebih baik dengan meningkatnya kualitas mesin dan bahan bakar, serta meningkatkan peluang ekspor bagi industri otomotif nasional.
Industri otomotif merupakan kontributor utama terhadap produk domestik bruto (PDB) industri alat angkutan. Pada triwulan pertama tahun 2022, kinerja industri alat angkutan mengalami pertumbuhan paling tinggi, dengan capaian sebesar 14,2 persen year on year (y-on-y). Saat ini, potensi industri otomotif Indonesiadidukung oleh 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, yang memiliki total kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun.
Mereka telah memberikan sumbangsih besar terhadap devisa, antara lain dengan total nilai investasi yang mencapai Rp 71,35 triliun untukkapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun. “Selain itu,multiplier effect dari aktivitasindustri otomotif, yaitu telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” kata Taufiek.
Dalam hal ini, Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia, yang meluncurkan produk terbarunya, Mercedes-Benz Axor Euro 4. Ini menjadi produk pertama dari merek Eropa yang mengenalkan truk dengan standar Euro 4. Upaya tersebut juga merupakan bentuk komitmen dari PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia untuk terus mendukung kemajuan industri otomotif di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam menerapkan standar emisi Euro 4 yang lebih ramah lingkungan.
“Kami berharap, PT Daimler Commercial Vehicle Indonesia tetap menjadi pelopor dalam pengembangan kendaraan dengan standar yang lebih tinggi sesuai dengan spek global. Ini akan mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan nilai tambah di dalam negeri, serta memacu pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Taufiek.
“Seiring dengan kinerja otomotif yang gemilang, industri pengolahan nonmigas mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01 persen pada triwulan pertama 2022,” kata Taufiek.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita pun mengakui secara khusus, industri otomotif tumbuh luar biasa pada tahun 2021, mencapai pertumbuhan dua digit yaitu 17,82 persen. “Industri otomotif nasional saat ini di Indonesia ada 21 perusahaan, Bapak, yang kapasitas produksinya 2,35 juta unit per tahun. Penyerapan tenaga kerjanya juga cukup tinggi, yang langsung maupun tidak langsung, sekitar 1,5 juta tenaga kerja di sepanjang mata rantai bidang industri,” kata Agus.
Industri otomotif di tanah air semakin menunjukkan geliatnya di tengah tekanan pandemi Covid-19 yang masih melanda. Hal ini tercermin dari laju produktivitas kendaraan yang tetap terjaga dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, yang juga berdampak pada akselerasi pemulihan ekonomi nasional. “Industri alat angkut tumbuh luar biasa, mencapai dua digit pada tahun 2021, yaitu sebesar 17,82 persen. Sektor otomotif ini sebagai salah satu penopang utama pertumbuhan industri manufaktur dan ekonomi nasional,” kata Agus. (*)