KATADATA— Masyarakat Transportasi Indonesia menemukan bahwa jumlah kecelakaan lalu-lintas 2023 mencapai 116 ribu kasus. Jumlah ini meningkat 6.8 persen dibanding tahun 2022 lalu. Namun perlu dicatat bahwa jumlah kecelakaan yang dihitung belumlah rampung sepenuhnya. Pasalnya 2023 masih menyisakan beberapa hari dengan mobilitas masyarakat sedang mengalami peningkatan karena libur Natal dan tahun baru 2024.
Penanganan cepat korban kecelakaan saat golden period atau 30 menit pertama setelah terjadinya kecelakaan dinilai membaik. Sehingga korban bisa tertangani secara optimal. “Kecelakaan tahun ini dapat ditangani dengan baik sehingga korban meninggal dunia jumlahnya turun hampir 6.5 persen,” kata Rivan A Purwantoro, Wakil Ketua Umum Bidang Keselamatan Transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).
Untuk jenis kendaraan yang paling banyak mengalami insiden masih sepeda motor. Tak tanggung-tanggung 77 persen dari total kejadian berasal dari segmen tersebut. Kebanyakan korban merupakan pengguna jalan dalam usia produktif yaitu 25 hingga 40 tahun dengan persentase mencapai 40 persen. “Rata-rata penyebabnya adalah tabrakan berhadapan. Jadi ini penting untuk disampaikan karena merupakan kelalaian kemudian melawan arus,” tuturnya.
Rivan juga menyebutkan bahwa Jawa Timur menjadi provinsi dengan angka kecelakaan lalu lintas terbanyak sepanjang 2023. Dalam perhitungan MTI ditemukan bahwa sedikitnya ada 25.000 insiden disusul Jawa Tengah sebanyak 23 ribu kasus dan Jawa Barat 10.700 kejadian. Tingginya angka kecelakaan di Jawa Timur disebabkan jumlah sebaran kendaraan di provinsi tersebut. Tercatat ada 19 juta unit mobil dan motor yang beroperasi.
Dilansir dari Antara, MTI juga menyoroti dua wilayah yang mengalami peningkatan kasus paling signifikan. Mereka adalah Provinsi Bali dan Kalimantan Timur. “Bali hampir dua kali lipat dari total kejadian tahun lalu sementara Kalimantan Timur itu naik 24 persen,” katanya.
Sementara provinsi yang berhasil menurunkan tingkat kecelakaan lalu lintas adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena saat ini turun 15 persen. Angka tersebut diperkirakan bisa lebih membaik di masa depan. (*)