JAKARTA— Pemerintah bertekad menciptakan lebih iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha. Pertumbuhan industri otomotif nasional selain didukung oleh angka penjualan kendaraan bermotor yang terus membaik juga berkat masuknya investasi di sektor ini.
Bagaimanapun juga dengan masuknya investasi di sektor otomotif mau tidak mau mendorong berbagai pihak untuk menghadirkan iklim usaha yang baik dan memiliki prospek positif. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan investasi sektor industri pada triwulan pertama 2022 naik 17 persen secara year on year(yoy).
Itu berarti, di tengah gejolak ekonomi global dan dampak pandemi Covid-19, kepercayaan diri para investor khususnya dari sektor industri masih sangat tinggi. Menperin menjelaskan, pihaknya proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global agar tetap menanamkan modalnya di Indonesia. “Hal ini guna memperkuat struktur manufaktur industri di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing global,” katanya seperti dikutip MSN.
Menperin juga menambahkan, Pemerintah Indonesia bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha melalui pemberian berbagai insentif fiskal dan nonfiskal. “Kenaikan investasi juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track,” katanya.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari hingga Maret 2022, realisasi penanaman modal asing (PMA) di sektor industri manufaktur sebesar 5,4 miliar dolar AS. Angka tersebut menyumbang 52,9 persen dari total capaian PMA yang berada di angka 10,3 miliar dolar AS. “Sektor industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap realisasi PMA pada triwulan pertama 2022,” ungkap Agus.
Adapun yang menjadi penyumbang dominannya adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 2,5 miliar dolar AS dengan jumlah 443 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi 854 juta dolar AS (650 proyek), industri makanan 686 juta dolar AS (951 proyek), serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain 542 juta dolar AS (468 proyek). “Secara total Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan PMA, realisasi investasi terbesarnya dikontribusikan oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp39,7 triliun,” kata Agus.
Capaian gemilang ini tidak terlepas dari jalannya kebijakan hilirisasi industri, salah satunya upaya penghiliran nikel yang tengah dipacu dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan pengembangan pabrik baterainya. (*)