JAKARTA— Penerapan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dinilai efektif mendongkrak industri otomotif Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19. Penjualan otomotif mulai membaik walau belum mencapai angka normal setelah pemerintah memberlakukan diskon PPnBM 100 persen sejak Maret 2021 hingga 31 Agustus.
Insentif PPnBM yang diberikan untuk mobil mesin dengan kapasitas 1.500 cc yang membut harganya turun, berhasil membuat kepincut konsumen untuk membeli. PPnBM juga diberlakukan untuk mobil 2.500 cc walau hanya 50 persen.
Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi mengatakan penjualan industri otomotif sempat turun akibat pandemi covid-19, tapi kembali naik perlahan sejak kuartal kedua 2021 setelah adanya relaksasi PPnBM. “Bisa dilihat selama adanya insentif ini membantu meningkatkan,” kata Anton seperti dikutip CNN Indonesia, hari Rabu, 8 September 2021.
Anton mengatakan insentif berhasil “memulihkan” bisnis mobil Indonesia secara luas. Itu termasuk industri pendukung otomotif mulai dari pemasok suku cadang, dealer, asuransi, hingga lembaga pembiayaan yang mencakup mobil.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), whole sales dari Januari 2021 hingga Juli 2021 mencapai 460.105 unit. Itu naik 60,8 persen dari periode sama tahun 2020 sebanyak 286.217 unit. Penjualan retail selama periode Januari-Juli 2021 naik 38,5 persen menjadi 451.872 unit, sebelumnya 326.379 unit pada periode yang sama tahun 2020 yang lalu.
Indonesia mencatatkan penjualan mobil terbanyak di kawasan ASEAN selama bulan Januari hingga Juli 2021. Thailand menyusul dengan penjualan 425 ribu unit, Malaysia 256 ribu unit, Vietnam 166 ribu unit, Filipina 154 ribu unit, Singapura 37 ribu unit, dan Myanmar 6.700 unit.
Menurut penelitian yang dilakukan Institute for Strategic Initiatives (ISI), diskon PPnBM meningkatkan nilai penjualan mobil sebesar Rp 22,95 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama 2020 sebesar Rp 10,62 triliun. Total pendapatan negara mencapai Rp 5,17 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama 2020 sebesar Rp 3,3 triliun.
Sekretaris Umum GAIKINDO Kukuh Kumara mengatakan pekerja pabrik mobil dan industri pendukung yang terdampak pandemi Covid-19 bisa diselamatkan dengan adanya relaksasi PPnBM 100 persen. Mereka sebelumnya terpaksa berhenti bekerja akibat perusahaan memilih tidak memperpanjang kontrak imbas berkurangnya permintaan mobil.
“Jadi yang kemarin sudah putus kontrak dan tidak diperpanjang, ya pada rekrut lagi mereka karena permintaan mobil naik lagi. Dan ini jangan hanya dibilang kehilangan pemasukan dari PPnBM, tapi kan pajak lainnya dari mobil baru tetap masuk,” kata Kukuh.
“Berdasarkan kondisi aktual pasar di beberapa bulan terakhir, insentif seperti PPnBM 100 persen efektif dalam mendongkrak penjualan mobil, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi secara umum di Indonesia,” kata Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy.
Honda membukukan penjualan ritel sebanyak 8.234 unit pada bulan Juli 2021, naik 8,7 persen dari bulan sebelumnya yakni 7.578 unit. Relaksasi PPnBM 100 persen diganti dengan 25 persen mulai tanggal 1 September 2021. Sejumlah merek mobil sudah mengubah harga jual produknya sesuai dengan PPnBM 25 persen. Harga jual roda empat mulai naik berkisar dari belasan hingga puluhan juta rupiah.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang mengatur ketentuan PPnBM belum memberi kepastian apakah PPnBM 100 persen diperpanjang sampai Desember 2021 atau tidak. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberi mendukungan penuh jika relaksasi PPnBM 100 persen diperpanjang. Angka penjualan 750 ribu unit kendaraan roda empat atau lebih yang ditargetkan GAIKINDO pada tahun 2021 diyakini bisa tercapai apabila diskon PPnBM 100 persen diperpanjang. (*)