Berita Economy & Industry

Industri Pembiayaan Turun 12 Persen di Awal Tahun

NERACA— Pasar otomotif yang melemah di tahun 2024 memberikan dampak signifikan terhadap bisnis pembiayaan. Ini seperti yang dialami PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance. Pembiayaan baru Adira Finance pada tahun 2024 turun 12 persen year on year (y/y) menjadi Rp 36,6 triliun.

Dewa Made Susila (Presiden Direktur Adira Finance) mengatakan meski turun pada total pembiayaan baru, Adira Finance berhasil tumbuh untuk pembiayaan non otomotif sebesar 10 persen y/y menjadi Rp 9,8 triliun. “Sebagian besar pembiayaan non-otomotif saat ini dikontribusi oleh pembiayaan multiguna melalui produk Solusi Dana. Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) relatif stabil sebesar Rp 56,0 triliun,” katanya.

Adira terus berinovasi dengan melakukan ekspansi ke segmen non-otomotif yang mencakup pembiayaan multiguna, alat berat, dan lainnya. Pada November 2024, Adira Finance meluncurkan produk pembiayaan multiguna Solusi Dana. Ini merupakan produk pembiayaan multiguna dengan jaminan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) kendaraan yang memungkinkan pelanggan memenuhi berbagai kebutuhan finansial, mulai dari pendidikan, renovasi rumah, hingga modal usaha.

Pembiayaan konvensional masih mendominasi pembiayaan baru dengan kontribusi 75 persen dari pembiayaan baru. Sementara pembiayaan Syariah mewakili 21 persen dari total pembiayaan baru. Berbagai inisiatif ini terus dilakukan sebagai upaya untuk membangun kesadaran pasar akan produk-produk perusahaan yang berbasiskan syariah. Di sisi lain, sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi bersih di Indonesia, Adira Finance juga menyediakan pembiayaan kendaraan listrik (electric vehicle, EV), sepeda motor dan mobil. Sepanjang tahun 2024, Adira Finance menyaluran pembiayaan baru EV Rp 379,6 miliar.

Kemudian untuk dapat terus meningkatkan penyaluran pembiayaan, Adira Finance memperluas jaringan bisnisnya secara selektif di wilayah-wilayah yang berpotensi tinggi dan masih rendah penetrasi. Hingga Desember 2024, Adira Finance telah mengoperasikan 508 jaringan bisnis di seluruh Indonesia, termasuk cabang syariah.

Sepanjang tahun 2024, Adira Finance membukukan laba Rp 1,41 triliun (Rp 1.407 per saham), turun 27,64 persen dibandingkan Rp 1,94 triliun (Rp 1.944 per saham) pada tahun 2023. Laba Adira turun karena dipicu oleh beban operasi yang meningkat 37,08 persen menjadi Rp 8,23 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 7,03 triliun. Beban Adira paling besar adalah gaji dan tunjangan yakni Rp 2,48 triliun, beban umum dan administrasi Rp 1,54 triliun, beban pembiayaan Rp 1,65 triliun, serta beban bunga dan keuangan Rp 1,29 triliun. (*)