JAKARTA— Ibukota Republik Indonesia Jakarta menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang meraih penghargaan kelas dunia Sustainable Transport Award (STA) 2021. Penghargaan ini diberikan oleh Institute of Transportation and Development Policy (ITDP). Ini adalah sebuah lembaga non-profit yang bergerak di bidang transportasi berkelanjutan yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS).
Gubernur Provinsi daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Anies Baswedan mengaku bangga dengan penghargaan tersebut. “Alhamdulillah. Saya turut berbangga dengan pencapaian Jakarta dalam peningkatan inovasi transportasi terintegrasi,” kata Anies dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Februari 2021, seperti dikutip CNN.
Ia mengatakan, pemprov DKI berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan sistem transportasi yang berkelanjutan demi kenyamanan warga. Jakarta mengalahkan kota-kota besar dunia, di antaranya Auckland (Selandia Baru), Bogota (Kolombia), Buenos Aires (Argentina), Charlotte (AS), Frankfurt (Jerman), Moscow (Rusia), San Francisco (Amerika Serikat) dan Sao Paulo (Brasil).
Tahun lalu, Jakarta menduduki peringkat kedua atau mendapat gelar ‘Honorable Mention’. STA merupakan penghargaan tahunan yang diberikan kepada kota yang menunjukkan komitmen, kemauan politik, serta visi dalam bidang transportasi berkelanjutan dan pembangunan perkotaan.
Jakarta meraih penghargaan STA berkat program integrasi antarmoda transportasi publik. Menurut Anies, integrasi mikrobus atau angkot dengan layanan Transjakarta, dimana 10 operator angkot sepakat untuk bergabung dengan Transjakarta merupakan salah satu indikator keberhasilan Jakarta dalam memenangkan penghargaan STA. JakLingko memungkinkan warga berpindah moda transportasi menggunakan mikrobus dan bus Transjakarta dengan tarif tetap dalam waktu tiga jam.
Jakarta juga berhasil menghadirkan. Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT) yang juga menjadi momentum besar bagi sistem transportasi publik. Jakarta juga dinilai telah mengintegrasikan layanan transportasi, baik fisik maupun pembayaran. Jakarta juga dianggap telah mampu menata kawasan transportasi publik antara stasiun KRL dan TransJakarta dengan membuat hub transportasi. Stasiun yang ditata pada tahap pertama, antara lain Stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, Stasiun Sudirman, dan Stasiun Pasar Senen.
Selain itu, Jakarta turut mengembangkan armada bus listrik yang dilakukan oleh Transjakarta dengan target mengubah semua armadanya menjadi bus listrik pada 2030.
Jakarta juga mengubah fungsi Terowongan Kendal sebagai area khusus pejalan kaki untuk menghubungkan stasiun KRL, stasiun MRT, stasiun Kereta Bandara dan halte Transjakarta.
Indikator keberhasilan lainnya adalah pembangunan jalur sepeda yang hingga saat ini telah dibangun 63 kilometer. Pembangunan 200 km jalur sepeda terproteksi sedang dijalankan saat ini. Rencananya jalur sepeda akan bertambah menjadi 500 kilometer (km) jalur di tahun mendatang. Pembangunan jalur sepeda pun berhasil seiring naiknya jumlah pesepeda hingga 500 persen di ruas-ruas jalan utama Jakarta ketika masa pandemi COVID-19. Bahkan, di area dengan volume kendaraan tinggi, seperti di Dukuh Atas, Jalan Sudirman, jumlah pesepeda meningkat 1.000 persen. Ini makin diperkuat dengan diterapkannya pop up bike lane (jalur sepeda terproteksi sementara) dan Peraturan Gubernur No 51 Tahun 2020 yang menginstruksikan untuk memprioritaskan pejalan kaki dan pesepeda selama Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) berlangsung.
Jakarta juga menerapkan program sistem bike-sharing dengan menyediakan 120 sepeda yang siap pakai untuk mendorong masyarakat menggunakan sepeda. Sejumlah tempat parkir sepeda juga telah dibangun di sejumlah stasiun untuk memudahkan masyarakat berpindah lokasi dengan biaya yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan.
Perubahan fungsi fasilitas park and ride Thamrin 10 yang sebelumnya merupakan area parkir kendaraan pribadi menjadi ruang usaha ekonomi kreatif juga menjadi indikator keberhasilan kata Gubernur. Ini merupakan upaya untuk menggalakkan pembatasan kendaraan bermotor pribadi di pusat kota.(*)