JAKARTA— Pemerintah Malaysia memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), mengikuti harga minyak mentah dunia yang melonjak. Jenis bensin yang dinaikkan adalah bensin dengan nilai oktan (Research Octane Number, RON) 97. Harga bensin RON 97 naik sebesar dua sen dari RM 2,63 atau sekitar Rp 9.108 (perkiraan Rp 3.463 per RM) menjadi RM 2,65 atau sekitar Rp 9.177 per liter.
Kementerian Keuangan Malaysia memberlakukan kenaikan harga bensin RON sejak tanggal 10 hingga 16 Juni 2021. Mekanisme penetapan harga bahan bakar mingguan ini sebelumnya diperkenalkan kembali pada tanggal 5 Januari 2019 di bawah Mekanisme Penetapan Harga Otomatis (APM).
Meski harga BBM naik, Kemenkeu Malaysia tetap akan mempertahankan harga tertinggi saat ini untuk bensin RON 95 pada RM 2,05 per liter dan solar pada RM 2,15 per liter.untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga minyak global. “Pemerintah akan terus memantau tren harga minyak mentah global dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan kesejahteraan dan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan,” tutur Kemenkeu Malaysia dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 9 Juni 2021, seperti dikutip CNBC Indonesia.
Kenaikan harga BBM merupakan imbas dari lonjakan harga minyak mentah dunia. Harga minyak mentah dunia terus menunjukkan tren positif sejak awal tahun 2021. Dari posisi 53,54 dolar AS per barel untuk harga minyak Brent dan 50,01 dolar AS per barel untuk West Texas Intermediate (WTI) pada 5 Januari 2021, kini telah melampaui 70 dolar AS per barel.
Harga kontrak Brent pada awal pekan ini mencapai 71,65 dolar AS per barel, sementara kontrak West Texas Intermediate (WTI) atau minyak light sweet sebesar 69,45 dolar AS per barel. Harga minyak mentah dunia ini bahkan naik lebih dari 220 persen sejak jatuh di bawah 20 dolar AS per barel pada April 2020 lalu ketika pandemi flu Covid-19 mulai merebak di penjuru dunia.
Di Indonesia, sejumlah badan usaha penjual BBM non subsidi seperti Shell Indonesia dan Vivo juga menaikkan harga jual BBM jenis bensin mulai dari RON 90, 92, 95, hingga diesel non subsidi. Dibanding bulan Maret 2021, kenaikan harga mencapai sekitar Rp 675 sampai lebih dari Rp 1.000 per liter. Shell mematok harga Rp 10.520 per liter untuk bensin RON 90 atau Shell Regular, naik Rp 1,020 per liter dari sebelumnya Rp 9.500 per liter, dan RON 92 Shell Super Rp 10.580 per liter, naik Rp 1.020 per liter dari sebelumnya Rp 9.560 per liter.
Vivo mematok Rp 9.750 per liter untuk bensin RON 90 atau Revvo 90, naik Rp 675 per liter dari sebelumnya Rp 9.075 per liter, dan Rp 9.800 per liter untuk bensin RON 92 (Revvo 92), naik Rp 675 per liter dari sebelumnya Rp 9.125 per liter.
Kenaikan harga ini jauh lebih mahal dibanding kenaikan harga yang terjadi di Malaysia. PT Pertamina (Persero) yang mendominasi penjualan ritel BBM di Indonesia hingga kini belum juga menaikkan harga jual BBM non subsidi, seperti Pertalite dan Pertamax. Harga Pertalite dan Pertamax Pertamina masih belum berubah sejak awal tahun 2021, yakni Rp 7.650 per liter untuk Pertalite dan Rp 9.000 per liter untuk Pertamax, khususnya di Jakarta dan Pulau Jawa.
Pejabat Sementara Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan pihaknya terus melakukan analisis dan evaluasi terhadap faktor-faktor penting dalam penentuan harga BBM. “Pertamina terus melakukan analisa dan evaluasi terhadap berbagai faktor yang menjadi komponen penting dalam penentuan harga BBM, sesuai dengan ketentuan peraturan (Menteri) ESDM terkait,” katanya kepada CNBC Indonesia.
Ia mengungkapkan pihaknya sadar harga BBM ditentukan Pertamina saat ini paling rendah dibandingkan harga BBM pesaingnya seperti Shell, Vivo, maupun BP-AKR. Menurutnya, opsi menaikkan harga masih terbuka menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ESDM. (*)