JAKARTA – Kolaborasi dan proteksi menjadi kunci untuk memajukan industri otomotif ramah lingkungan. Langkah dalam proteksi adalag adanya asuransi yang ikut berperan dalam memajukan industri otomotif ramah lingkungan ini.
Direktur Utama BRI Insurance (BRINS) Fankar Umran menilai, beberapa produk asuransi telah mendukung proses bisnis yang ramah lingkungan atau greensurance dengan paperless policy dimana proses bisnis dilakukan secara minim penggunaan kertas dan beralih kepada digital.
Selain itu, perusahaan memberikan premi yang lebih murah atau extra coverage untuk kendaraan ramah lingkungan. Kemudian untuk kendaraan yang mengalami risiko total loss akan dilakukan penggantian dengan kendaraan ramah lingkungan atas kesepakatan bersama.
“Saya pikir kita harus mulai men-switch mindset kita dari greed mindset ke green mindset demi kemajuan yang berkelanjutan,” ujar Fankar.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pemerintah menargetkan produksi mobil listrik mencapai 600 ribu unit untuk kendaraan roda 4 dan 2,5 juta unit untuk kendaraan roda dua pada 2030
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, iklim bisnis di Indonesia, termasuk bisnis otomotif akan semakin lancar dengan kasus COVID-19 yang terkendali.
“Keseriusan dari pemerintah pada kendaraan ramah lingkungan tentunya akan berdampak baik pada industri pembiayaan kendaraan,” katanya.
Ia megaskan, peningkatan penggunaan mobil listrik dan fokus pembiayaan ramah lingkungan juga sejalan dengan himbauan Presiden Joko Widodo yang meminta industri memanfaatkan potensi bisnis yang belum optimal.
“Greensurance akan semakin populer ke depan dengan semakin banyaknya nasabah yang menggunakan mobil listrik,” kata Fankar.