JAKARTA— Dibanding mobil mesin bakar internal, penjualan mobil listrik di Indonesia masih sangat sedikit. GAIKINDO pun menawarkan sejumlah solusi untuk mempercepat penjualannya di Tanah Air. Kukuh Kumara (Sekretaris Umum GAIKINDO) mengatakan, penjualan sejumlah model mobil listrik menjadi jalan masuk Indonesia ke era elektrifikasi. Apalagi di maa datang Indonesia juga telah berencana membangun pabrik baterai mobil listrik.
“Bagaimanapun juga kita akan mengarah ke mobil listrik sebagai salah satu alternatif. Namun, proses adopsinya tentunya bisa dilakukan secara alamiah,” ujar Kukuh, dalam webinar Industrial Automation 22 Juli 2021 seperti dikutip Kompas. “Misalnya, di saat masyarakat bisa merasakan manfaatnya mereka akan memilih kendaraan tersebut,” kata dia.
Kukuh juga mengatakan, pemerintah harus bergerak aktif membuat program semacam LCGC/KBH2 yang dilakukan pada 2013, tapi khusus untuk mobil listrik. “Kemudian kalau kita memang menginginkan, dan pemerintah juga menginginkan melakukan percepatan electric vehicle, bisa dilakukan pendekatannya dengan memperkenalkan program kendaraan bermotor listrik dengan harga terjangkau,” kata Kukuh.
Selain itu, dari sisi riset dan pengembangan produk juga perlu digiatkan. Menurut Kukuh, perlu ada mobil listrik yang disiapkan khusus untuk pasar Indonesia. “Kenapa diperlukan? Karena kendaraan listrik yang saat ini beredar di dunia, umumnya dikembangkan di negara-negara yang memiliki empat musim. Sementara di Indonesia punya dua musim, musim hujan dan musim panas,” kata Kukuh.
“Dan suhunya (Indonesia) selalu panas, dan kendaraan itu mau tidak mau akan selalu menggunakan AC. Ini konsumsinya berbeda, oleh karena itu perlu ada penelitian lebih dalam di situ,” katanya.
Berkembangnya mobil listrik di Tanah Air tak lepas dari rencana produksi baterai secara lokal. Jika rencana tersebut dapat terealisasi, penjualan akan tumbuh dengan sendirinya. “Jadi Gaikindo mendukung upaya pengembangan mobil listrik, apalagi kalau kemudian baterainya buatan Indonesia. Karena bahan bakunya ada di kita, sehingga kita bisa bilang apa pun mobil listriknya, yang penting baterainya buatan Indonesia,” kata Kukuh. (*)