Jakarta – Kementerian Koordinator Perekomian memastikan jika pemulihan ekonomi di Indonesia sepanjang 2021 telah mendorong perbaikan kinerja emiten. Hal ini juga tercermin melalui penguatan permintaan domestik yakni Indeks Keyakinan Konsumen pada Juni 2021 yang berada di level 107,4.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan penguatan tersebut diharapkan dapat direspon oleh produsen dengan menjaga aktivitas produksinya agar tetap berada di level ekspansif seperti yang tercermin dari Indeks PMI Manufaktur sejak November 2020.
“Capaian ini didukung oleh optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia yaitu terlihat dari aliran modal asing yang telah kembali masuk sebesar 1,4 miliar milias AS sepanjang 2021,” ujarnya.
Capital inflow sepanjang 2021 turut memperkuat fundamental pasar saham dengan kapitalisasi pasar saham tumbuh mencapai Rp7.172 triliun per 21 Juli 2021. Pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia akan rebound pada 2021 dengan laju pertumbuhan di kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen.
“Momentum pemulihan ini perlu untuk kita pertahankan bersama. Perbaikan permintaan domestik tentunya akan berperan besar terhadap perbaikan kinerja emiten,” katanya.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada triwulan II 2021 mencapai Rp223 triliun, tumbuh 16,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp191,9 triliun. Capaian tersebut juga tercatat tumbuh tipis 1,5 persen dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang sebesar Rp219,7 triliun.
“Pada kuartal II yang dihitung dari April, Mei, Juni, sebelum PPKM, realisasi investasi sebesar Rp223 triliun, tumbuh 1,5 persen secara q-t-q (quarter to quarter) dan 16,2 persen secara yoy (year on year),” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Secara rinci, realisasi investasi senilai total Rp223 triliun itu terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp106,2 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp116,8 triliun.
PMA tercatat tumbuh 19,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara PMDN tumbuh 12,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara proporsi, PMA mencakup 52,4 persen dari total investasi sedangkan PMDN mencapai 47,6 persen.
“Kenaikan FDI (investasi asing langsung) kita dari 50,3 persen menjadi 52,4 persen ini mengindikasikan bahwa dunia mulai merasakan bagaimana perubahan regulasi dan manfaat perubahan itu,” katanya.
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi triwulan II 2021 tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten dan Maluku. Sementara Singapura, Hong Kong, Belanda, Jepang dan China tercatat menjadi lima negara paling banyak berinvestasi di Indonesia pada periode April-Juni 2021 ini.
Sebaran sektornya yaitu perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; serta pertambangan. Secara kumulatif, hingga Semester I 2021, realisasi investasi mencapai Rp442,8 triliun, atau sebesar 49,2 persen dari target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp900 triliun.
“Capaian Rp 442,8 triliun itu dipersentasekan dari Rp900 triliun itu sudah mencapai 49,2 persen. Memang harus kami akui di kuartal ketiga ini pekerjaannya ekstra ketat karena kita kena PPKM ini di Juli-Agustus,” kata Bahlil.