Berita Economy & Industry

China-Jerman Bekerjasama Kembangkan Industri Otomotif Ramah Lingkungan

ANTARA— Kawasan industri China-Jerman di Beijing menarik perhatian dunia. Kawasan ini merupakan pusat pengembangan new energy vehicle (NEV)— kendaraan energi baru yang lebih cerdas dan ramah lingkungan atau hijau.

Dalam forum kerjasama dan pengembangan industri China-Jerman di Beijing berlangsung dua hari. Para peserta mengatakan bahwa kecerdasan dan keramahan lingkungan memberikan momentum baru bagi pengembangan industri NEV global tahap berikutnya.

Beijing menjadi tuan rumah untuk pusat penelitian dan pengembangan (litbang) sejumlah raksasa otomotif Jerman. Mereka antara lain Daimler, BMW, dan Volkswagen. Distrik Shunyi merupakan pusat utama pengembangan industri otomotif.

Menurut wakil kepala pemerintahan Shunyi, Du Yue, distrik tersebut sedang berupaya menjadi kawasan terdepan untuk industri NEV cerdas. Distrik itu merupakan rumah bagi empat fasilitas manufaktur kendaraan, termasuk pabrik NEV Beijing Benz, dan tujuh pusat litbang, seperti pusat litbang BMW.

Presiden Beijing Automotive Group Co Ltd (BAIC) Song Wei menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan otomotif Jerman saat ini sangat terintegrasi ke dalam pengembangan industri otomotif China, mencapai saling ketergantungan nyata. Produsen mobil yang berbasis di Beijing itu telah menjalin kerja sama yang erat dengan perusahaan-perusahaan besar Jerman dan juga telah membentuk kemitraan pasokan dengan banyak perusahaan skala kecil dan menengah.

“Pengembangan kami melekat dengan proses kerja sama China-Jerman yang saling menguntungkan,” kata Song.

Makin banyak pelaku global memasuki industri NEV yang sangat besar di China, mendorong perkembangan industri yang sehat, dan menyediakan produk yang lebih baik serta lebih banyak pilihan bagi konsumen, kata He Yi, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Manufaktur Mobil China (China Association of Automobile Manufacturer, CAAM).

BMW, yang tercatat sebagai salah satu pencipta tren, pada akhir April mengumumkan investasi tambahan sebesar 20 miliar yuan (1 yuan = Rp2.211) pada basis produksinya di Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, China timur laut.

“Rencana peningkatan dan perluasan ini juga akan membuat Shenyang siap untuk memproduksi NEUE KLASSE kami, yang merupakan model BMW generasi yang sama sekali baru yang memadukan semua inovasi kami di bidang elektrifikasi, digitalisasi, dan ekonomi sirkular,” kata Ketua Dewan Manajemen BMW AG Oliver Zipse dalam sebuah pidato.

CEO Scientific EPEA Michael Braungart meyakini bahwa industri otomotif global masih belum mencapai ekonomi sirkular untuk kendaraan. China sedang berupaya memperkuat penggunaan kembali material produksi sehingga menghadirkan peluang yang lebih besar bagi kerja sama internasional. Menyoroti kemajuan China pada integrasi mendalam antara manufaktur cerdas dan ramah lingkungan, Braungart menuturkan bahwa negara itu aktif mempromosikan transformasi hijau dan peningkatan industri NEV cerdas

Pameran otomotif Beijing 2024, yang berlangsung di Shunyi Hall, China International Exhibition Center, pada bulan ini menarik perhatian banyak produsen otomotif global. Banyak perusahaan yang memamerkan produk dan solusi berkendara cerdas mereka dalam pameran otomotif tersebut, yang mengindikasikan bahwa tahap selanjutnya dari industri otomotif adalah era kecerdasan.

“Dengan kebijakan yang terus berkembang, layanan berkendara otonomos telah membuat kemajuan yang signifikan di China,” kata salah seorang pendiri dan CEO Pony.ai Peng Jun, penyedia layanan berkendara otonomos.

Peng mengatakan bahwa perusahaannya telah mengakumulasi total 3 juta kilometer dalam uji coba berkendara tanpa pengemudi secara global. Dalam hal operasi aktual, kendaraan taksi nirawak menyelesaikan sekitar 25 hingga 26 pesanan per harinya. Menurut Peng, ada kolaborasi yang luas antara China dan Eropa di bidang kendaraan terhubung cerdas.

Sementara itu, Zipse menyatakan bahwa pengembangan gencar kekuatan produktif berkualitas baru di China sangat sesuai dengan strategi inti BMW, menyediakan ruang yang cukup untuk memperdalam kerjasama China-Jerman. Ia mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan jalur terbaik yang harus ditempuh bersama, dengan China dan Jerman sama-sama meyakini bahwa pembangunan hijau menghadirkan peluang baru untuk memperluas kerjasama. (*)