JAKARTA— PT Astra International Tbk (ASII) meyakini tren penjualan produk otomotif masih akan turun hingga akhir 2020. Tren ini berpeluang besar terjadi sekalipun pemerintah telah melakukan pelonggaran PSBB untuk menggeliatkan kembali perekonomian. “Market mobil dan motor memang masih akan turun sampai akhir tahun ini, walaupun kita sudah melihat setelah pelonggaran PSBB secara tren penjualan meningkat,” kata Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti dalam webinar, Selasa 25 Agustus 2020 seperti dikutip Kompas.
Ia mengatakan, penjualan otomotif sangat terpukul pada kuartal kedua 2020 saat pemerintah menerapkan PSBB sebagai penanganan pandemi Covid-19. Pada periode itu, penjualan mobil anjlok hingga 90 persen dan sepeda motor turun hingga 80 persen dari kuartal pertama 2020.
Setelah pemerintah melonggarkan PSBB di akhir Juni 2020, memasuki kuartal ketiga 2020, penjualan produk otomotif Astra diakuinya mulai meningkat. Tapi masih saja tetap berada dibawah level penjualan saat kondisi normal. Penjualan mobil yang mencapai 10.140 unit pada Juli 2020, naik 108,81 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 4.856 unit.
“Setelah pelonggaran PSBB secara tren penjualan meningkat. Namun, pada kuartal II yang ada PSBB bisa dibilang penjualan sangat-sangat kecil sekali dibandingkan kuartal I,” katanya.
Meski sudah ada peningkatan penjualan, Tira meyakini hal itu tidak akan membuat penjualan otomotif Astra kembali dalam kondisi normal di akhir tahun 2020 nanti. Ini seiring dengan perkiraan Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) bahwa total market motor pada tahun ini akan menjadi sekitar 3,6-3,9 juta unit, terkoreksi antara 40 sampai 45 persen. Begitu pula dengan proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) bahwa penjualan mobil di tahun 2020 diperkirakan hanya sebesar 600 ribu unit atau 42 persen lebih rendah.
Oleh sebab itu, Astra menargetkan penjualannya akan turut turun mengikuti tren pasar yakni sekitar 40 sampai 45 persen hingga akhir tahun. “Sehingga sampai dengan akhir tahun diprediksi marketnya masih turun sekitar 40 sampai 45 persen, untuk mobil di 600 ribu unit dan sepeda motor 3,6-3,9 juta unit,” katanya. (*)