JAKARTA— Indonesia butuh solusi konkret sebagai syarat untuk mempercepat penjualan mobil listrik. Tingginya harga masih jadi ganjalan. GAIKINDO menawarkan solusi untuk mempercepat penetrasi di Tanah Air. Kukuh Kumara (Sekretaris Umum GAIKINDO) mengatakan, pemerintah harus bergerak aktif untuk membuat program semacam LCGC/KBH2 yang dilakukan pemerintah pada 2013, kali ini khusus untuk mobil listrik.
“Pendekatannya harus seperti itu, karena daya beli masyarakat kita masih di level Rp 200 jutaan. Kita ingin ada percepatan, kita ingin mengurangi harga, pemerintah juga harus turun tangan,” ujar Kukuh, sepeti dikutip Kompas.com26 Juli 2021.
Menurutnya program mobil listrik murah sudah dijalankan di Eropa. Sementara Indonesia, bisa ambil pendekatan seperti LCGC, yakni dengan mengurangi sejumlah tarif pajaknya. “Di Eropa misalnya, ada VW harga murah, di bawahnya Polo. Mereka ingin masyarakat punya daya beli,” kata Kukuh.
Selain itu, harga mobil listrik paling murah saat ini dihargai sekitar Rp 600 jutaan. Artinya pemerintah harus berani menjamin produsen agar berani melakukan lokalisasi produknya di sini. “Karena segmen pasarnya masih kecil, kita harus pastikan skala ekonominya kena. Kalau tidak begitu, vendor komponen lokal kita yang menanggung,” kata Kukuh. “Nah kita sedang dalam proses itu. Kalau itu jadi, menarik. Kalau satu dari tiga komponen utama mobil listrik (baterai, inverter, dan motor listrik) ada di Indonesia, harga bisa ditekan,” katanya.
Sebelumnya, dilansir dari Forbes, pasar Eropa sudah didatangi sejumlah mobil listrik murah dari beberapa produsen dunia. Mungkin mobil listrik termurah di Eropa saat ini adalah Dacia Spring yang dijual 17 ribu euro atau setara Rp 290 jutaan. Dalam waktu dekat mobil tersebut bakal dapat pesaing yang lebih murah, yaitu Hong Guang MINI EV yang akan dihargai sekitar 10 ribu euro atau setara Rp 170 jutaan.
Kemudian ada juga perusahaan start up Jerman yang meluncurkan e.Go Mobile yang rencananya akan dihargai sekitar 20 ribu euro atau setara Rp 341 jutaan. Harga mobil listrik murah ini jelas lebih terjangkau ketimbang harga mobil listrik reguler, seperti BMW i4 all-electric yang dibanderol dari 70 ribu euro atau setara Rp 1,1 miliar. (*)