ANTARA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyatakan optimistis penjualan kendaraan baru meningkat di kuartal pertama 2025 meskp kondisi ekonomi global dan domestik kurang stabil. “Defisit dan daya beli masyarakat masih terbilang berat, tapi sejumlah data positif memberikan harapan baru bagi industri,” kata Sekretaris Umum GAIKINDO Kukuh Kumara di Jakarta, beberapa pekan lalu.
Kukuh menyampaikan, sektor penjualan kendaraan bermotor di Indonesia menunjukkan tanda-tanda optimisme yang menggembirakan. Pada bulan Februari 2025, GAIKINDO mencatat adanya peningkatan signifikan dalam penjualan kendaraan baru. Pada Januari 2025 penjualan mencatatkan angka sekitar 61 ribu unit, di bulan Februari menjadi lebih dari 70 ribu unit.
Selain itu, ekspor kendaraan Indonesia juga menunjukkan hasil positif dengan kenaikan sekitar 10 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2025 dan perbaikan dibandingkan periode yang sama di tahun 2024. Ia mengungkapkan, salah satu faktor yang mendasari optimisme ini adalah penentuan tanggal Lebaran yang jatuh di akhir Maret dan awal April 2025.
Menurut dia, hal ini memberikan keuntungan bagi sektor kendaraan bermotor, karena jumlah hari kerja di bulan Maret yang relatif panjang sehingga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan pembelian sebelum libur panjang. “Ini memberikan semacam blessing in disguise. Karena jumlah hari kerja yang terpotong di bulan Maret itu relatif sedikit. Jadi ini memberi kesempatan kalau memang masyarakat punya daya beli, mereka masih bisa belanja,” katanya.
Selain itu, insentif pajak kendaraan yang masih berlaku hingga April 2025 turut menjadi pendorong semangat masyarakat untuk berbelanja. Insentif ini diharapkan dapat memberi angin segar bagi pasar otomotif, yang masih berusaha bangkit dari penurunan daya beli sejak tahun lalu.
Kukuh mengatakan, optimisme lain juga datang dari kebijakan pemerintah yang mulai memberikan insentif untuk kendaraan hybrid dengan potongan pajak sebesar tiga persen sejak Januari 2025. Langkah ini diharapkan dapat mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya kendaraan ramah lingkungan sekaligus meningkatkan penjualan kendaraan dengan teknologi hybrid.
Tak hanya faktor domestik, tetapi juga perkembangan pasar ekspor menjadi pendorong optimisme. Menurut data terbaru, Filipina menjadi tujuan ekspor kendaraan terbesar Indonesia, terutama untuk kendaraan komersial. Selain itu, pasar kendaraan jenis serbaguna (multipurpose vehicle, MPV) dan 7-seater di Amerika Latin seperti Meksiko menunjukkan permintaan yang tinggi.
Untuk mencapai potensi ini dibutuhkan kerja sama yang erat antara produsen, pemerintah, dan sektor terkait. Dengan berbagai faktor pendukung ini, GAIKINDO optimistis untuk kuartal kedua 2025 tetap tinggi. Harapannya, sektor otomotif Indonesia akan terus berkembang dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah, insentif pajak, serta peningkatan daya beli masyarakat.
Ia menambahkan, semangat untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik tetap menguat. Ini trutama dengan agenda besar seperti pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang akan digelar pada bulan Juli mendatang. “Produsen di Indonesia harus mampu memproduksi kendaraan yang kompetitif, pemerintah harus memfasilitasi ekspor, dan kita semua harus bekerja bersama untuk mencapai tujuan ini,” katanya. (*)