JAKARTA— Untuk memperkuat rantai pasokan suku cadang berkualitas, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berbagi ilmu dengan industri komponen otomotif nasional agar bisa memenuhi standar produk kualitas global.
“Bagi kami, pengembangan sumberdaya manusia (SDM) manajemen produksi yang cakap tidak berhenti di lingkungan TMMIN, namun juga harus ditularkan kepada rantai pasok sehingga dapat tumbuh dan berkembang bersama,” kata Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono, di Jakarta, seperti dikutip Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, Kamis 26 Juli 2018.
Untuk itu, TMMIN ikut dalam seminar pengembangan rantai pasok industri komponen lapis ke-2 (tier 2) hari ini, yang digagas Indonesian Automotive Industrial People Development (IAIPD) di bawah mandat Institute Otomotif Indonesia (IOI).
Pada kegiatan yang yang dihadiri oleh Sekjen Kementerian Perindustrian Harris Munandar, Presiden IOI I Made Dana Tangkas, Advisor IAIPD Warih Andang Tjahjono yang juga Presdir TMMIN, dan Chairman IAIPD Edward Otto Kanter yang juga Wapresdir TMMIN itu, perusahaan komponen lapis pertama (tier 1) berbagi ilmu dan pengalaman manajemen produksi sesuai standar internasional, khususnya standar global Toyota.
“TMMIN mendorong pemasok lokal lapis pertama yang telah mengikuti dan memiliki pengajar berstandar Toyota untuk menularkan kepada pemasok-pemasok di lapis berikutnya yang tak dapat dijangkau langsung oleh operasi bisnis TMMIN,” kata Warih.
Oleh karena itu melalui IAIPD – yang merupakan paguyuban perusahaan pemasok komponen lapis pertama meneruskan ilmu yang mereka dapat dari TMMIN untuk mengajarkan manajemen produksi kepada industri komponen lapis kedua.
Seminar Pengembangan Rantai Pasok Lapis Kedua merupakan acara yang menandai berakhirnya siklus ketiga program IAIPD bertajuk “Tier-2 Trainer Development” yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan Sumber Daya Manusia dalam bidang Manajemen Produksi di perusahaan-perusahaan rantai pasok otomotif lapis kedua.
Dalam program ini, IAIPD yang merupakan paguyuban bagi perusahaan-perusahaan rantai pasok otomotif lapis pertama, menularkan ilmu dan pengalaman yang mereka terima dari TMMIN dengan membentuk pengajar-pengajar sesuai standar Toyota di Indonesia.
Chairman IAIPD Edward Otto Kanter menargetkan sebanyak 141 pengajar dari perusahaan pemasok lapiskedua dapat tercipta dari program ini pada tahun 2019. Kali ini, sebanyak 37 pengajar baru bergelar “Trainer” dari perusahaan otomotif lapis kedua menerima sertifikat dari IAIPD.
Mereka akan menularkan ilmu tentang manajemen industri termasuk keamanan bekerja, penjagaan kualitas produk berstandar global, dan efisiensi proses manufaktur, tak hanya di perusahaan tempat mereka bernaung, tapi juga kepada pemasok-pemasok yang bernaung di bawah mereka.
Program “Tier-2 Trainer Development” yang dilakukan saat ini merupakan turunan dari program “Supplier Master Trainer Development” yang diselenggarakan oleh TMMIN untuk pemasok-pemasok lokal lapis pertama yang dimulai pada 2013.
Program “Supplier Master Trainer Development” telah menelurkan sembilan pengajar berstandar Toyota bergelar “Master” di pemasok lapis pertama. Kemudian pada 2014 atas prakarsa IAIPD, diluncurkan program “Tier-2 Trainer Development”.
“Kami berharap kompetensi manajemen produksi ini menyebar ke banyak mungkin industri manufaktur di Indonesia, tidak hanya di industri otomotif namun juga di industri-industri lainnya mengingat semakin dalam rantai pasok industri, semakin banyak perusahaan yang memasok produk dasar yang bersifat multi-industri,” kata Warih.
Untuk mengawal program penguatan industri komponen agar menjadi rantai pemasok berkualitas global, TMMIN mendirikan divisi khusus.
“Semoga melalui konsep efek domino yang sederhana ini dapat memperkuat industri otomotif Indonesia dan dapat menginspirasi munculnya program yang lebih masif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan industri,” kata Wakil Presiden Direktur TMMIN Edward Otto Kanter. (*)