JAKARTA— Industri otomotif diprediksi masih banyak tantangan pada 2018. Pertumbuhan industri tahun ini didorong oleh sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE). Tapi sektor otomotif juga mendorong pertumbuhan industri tahun ini dan tahun depan.
Sekjen Kementerian Perindustrian (Kemperin) Haris Munandar mengatakan, cabang industri yang menopang kinerja manufaktur tersebut antara lain industri logam dasar yang tumbuh 10,6 persen, diikuti industri makanan dan minuman 9,49 persen, industri mesin dan perlengkapan 6,35 persen, serta industri alat transportasi 5,63 persen.
Ketua Bidang Komersial Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala menjelaskan, penjualan sepeda motor secara nasional tahun ini diprediksikan hanya akan mencapai 5,85 juta unit. Jumlah tersebut turun sekitar 1,34 persen dibandingkan dengan realisasi penjualan sepeda motor tahun 2016 sebanyak 5,93 juta unit.
AISI menilai, pencapaian penjualan sepanjang tahun ini masih cukup bagus di tengah kondisi perekonomian yang masih belum membaik. Setidaknya pertumbuhan penjualan mulai terlihat. “Pencapaian penjualan sudah bagus karena semester I-2017 turun 9 persen,” kata Sigit seperti dikutip Kontan.
Tahun depan, AISI optimistis pasar penjualan sepeda motor domestik lebih baik. AISI menargetkan penjualan dapat kembali terdongkrak hingga mencapai 5,9 juta–6,1 juta unit.
Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Astra Toyota Motor mengatakan, pasar kendaraan otomotif tahun depan akan turun sebesar 4% sampai 5%. Ada dua faktor yang membuat penurunan. “Finansial support berhati-hati untuk kredit dan pasar hanya bisa dipicu dengan produk baru,” kata Soerjo, Kamis 21 Desember 2017.
Meski demikian menurutnya Toyota akan berupaya untuk menjaga pangsa pasar 35%. Model kontributor utama pertama dari Avanza, Kedua Calya dan ketiga dari Innova. (*)