Berita Economy & Industry

Produsen Oli Tegaskan Komitmen Inovasi dan Keberlanjutan

OLXNEWS– Produsen minyak pelumas PT Pertamina Lubricants menegaskan komitmennya terhadap inovasi dan keberlanjutan di industri pelumas. Komitmen mereka sampaikan dalam forum JAMA Lube Oil Seminar 2025. Ini adalah cara bergengsi diselenggarakan oleh Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) di Jakarta awal Maret 2025.

Seminar ini menjadi wadah penting bagi para pemimpin industri, pakar global, dan perwakilan pemerintah. Mereka berbagi wawasan terkait tren otomotif, inovasi pelumas, pengurangan emisi karbon, serta kebijakan energi bersih di Indonesia dan Asia. Dalam sambutannya, Direktur Utama Pertamina Lubricants Werry Prayogi, menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap peraturan pemerintah, kebutuhan mesin, dan standar pelumas yang terus berkembang.

Peraturan pemerintah mendorong perkembangan desain mesin, dan standar pelumas terus menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang berubah. Ini mendorong kinerja pelumas hingga batas maksimal di berbagai aplikasi. “Karena itu, penting bagi kami untuk memahami peraturan pemerintah, kebutuhan mesin, dan standar pelumas secara menyeluruh. Selain itu, dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi pengendalian emisi dan bahan bakar alternatif, beradaptasi dengan perubahan ini menjadi hal yang penting,” katanya.

Werry menambahkan bahwa kerjasama Pertamina Lubricant dengan JAMA dalam seminar ini merupakan kesempatan berharga untuk bertukar gagasan dan memetakan arah masa depan industri otomotif dan pelumas. Ini terutama di tengah tuntutan inovasi dan keberlanjutan yang semakin meningkat.

Meski tren kendaraan listrik makin berkembang, pasar kendaraan di Indonesia masih didominasi oleh mesin bensin (internal combustion engine, ICE). Alva Kurnia L (Senior Specialist Engine and Driveline Lubricants Pertamina Lubricants) menjelaskan, mobil dengan mesin bensin masih mendominasi populasi kendaraan di Indonesia sebesar 99,95 persen. “S,ementara kendaraan listrik (EV) hanya 0,05 persen. Dominasi ini menunjukkan bahwa permintaan pelumas mesin akan tetap tinggi di masa depan,” katanya.

Alva menegaskan, meski penjualan EV tumbuh, permintaan akan pelumas dengan performa tinggi dan bahan dasar berkualitas tetap meningkat seiring dengan penerapan teknologi otomotif terbaru dan peraturan yang ketat.

Kazua Yamamori (Chairman JAMA Lube Oil Seminar 2025 sekaligus Project Manager, Electrification Material Development Dept Toyota Motor Corp) mengungkapkan tantangan terbesar di industri otomotif saat ini adalah pengurangan emisi karbon. “Kami terus berupaya meningkatkan fuel efficiency dari model-model mobil terbaru, dan akan terus melahirkan dan memperkenalkan teknologi-teknologi yang mampu mendorong fuel efficiency dan konservasi energi,” katanya.

Yoshinori Ono (perwakilan dari Afton Chemical Japan Corp) menyoroti peran penting pelumas dan aditif dalam meningkatkan efisiensi bahan bakar melalui formulasi dengan base oil canggih dan aditif berkinerja tinggi.  Produsen pelumas Jepang seperti Idemitsu Kosan Co Ltd dan Japan Lubrizol Japan Ltd juga terus berinovasi dengan mempromosikan oli berstandar ILSAC GF-6 atau API SP, serta oli dengan standar Japan Automobile Standard Organization (JASO) untuk berbagai jenis kendaraan.

Pemerintah juga turut berperan dalam upaya pengurangan emisi karbon. Ary Sudjianto— Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kementerian Lingkungan Hidup— menyatakan bahwa Indonesia telah menunjukkan komitmen nyata melalui empat aksi mitigasi utama, yaitu penggunaan biofuel, kendaraan listrik, fuel switching ke RON yang lebih tinggi, dan pemanfaatan compression natural gas (CNG) untuk transportasi publik.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Dadan Kusdiana, menambahkan bahwa Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor energi hingga 2030. Fokusnya pada efisiensi energi, energi terbarukan, pembangkit energi bersih, bahan bakar rendah karbon, serta aksi mitigasi lainnya. Hingga 2024, pengurangan emisi telah mencapai sekitar 41 persen dari target, menunjukkan kemajuan signifikan meskipun masih ada tantangan yang harus diatasi. (*)