KOMPAS— Industri otomotif menghadapi persaingan yang ketat. Produsen dihadapkan pada perubahan ekspektasi pelanggan, peningkatan biaya, serta tantangan rantai pasok. Menjawab tantangan tersebut, produsen otomotif makin gencar memanfaatkan teknologi komputasi awan (cloud) dan kecerdasan artifisial (artificial intelligence, AI).
Fanly Tanto (Country Director Indonesia, Google Cloud) mengatakan bahwa pada tahun 2024, pemain utama industri otomotif mulai memanfaatkan AI dan AI generatif (Gen AI) dalam berbagai aspek operasional. Para pabrikan beralih dari sekadar proyek percontohan ke penerapan yang menghasilkan dampak nyata. Pada tahun 2025, para pelaku industri siap meningkatkan implementasi AI guna mendorong pertumbuhan bisnis lebih lanjut.
Fanly mengatakan bahwa pada 2025, penerapan AI bakal makin massif. Sebab, AI bisa mendorong peningkatan efisiensi yang signifikan dalam operasional administratif atau pekerjaan di back office. “Produsen seperti Toyota telah memanfaatkan AI Hypercomputer dari Google Cloud untuk menjalankan AI dengan latensi rendah di berbagai pabrik perakitan yang tersebar di lokasi terpencil,” tulis Fanly dalam keterangan remsi beberapa pekan lalu.
“Teknologi ini memungkinkan AI diintegrasikan ke dalam proses produksi dalam pabrik, seperti memeriksa aplikasi perekat yang digunakan untuk memasang kaca pada pintu mobil, atau mendeteksi anomali pada mesin cetak injeksi yang digunakan untuk membuat bumper,” katanya.
Platform AI berbasis Cloud membantu Toyota mengotomatiskan 10 ribu jam kerja tugas repetitif dan padat karya sehingga pekerja manusia dapat fokus pada aktivitas yang lebih strategis. AI juga digunakan untuk menganalisis data dalam jumlah besar guna mengoptimalkan produksi dan pengendalian kualitas di berbagai area lainnya.
Kata Fanly, tim riset dan pengembangan (research and development, R&D) otomotif dapat menggunakan alat visualisasi berbasis AI generatif untuk melakukan simulasi dan evaluasi desain dengan cepat. “Hal ini memungkinkan mereka meluncurkan model dan inovasi mobil baru ke pasar lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah,” katanya.
Ke depan, para dealer juga akan mengadopsi AI untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan. Mesin pencari internal berbasis AI generatif dapat membantu teknisi mengotomatiskan dan mempercepat penyelesaian berbagai tugas umum, seperti diagnosis masalah, penjadwalan inspeksi, perbaikan, uji kendaraan (test drive), serta pemesanan suku cadang.
“Kemampuan pemeliharaan prediktif juga dapat mendeteksi potensi masalah lebih awal, memastikan performa kendaraan tetap optimal sekaligus memperpanjang masa pakainya,” katanya. (*)