Berita Economy & Industry

Pemerintah Siapkan Strategi untuk Lebih Mendorong Industri Kendaraan Listik

SWA— Industri otomotif Indonesia terus tumbuh meski ekonomi global tak menentu. Sepanjang Januari-Oktober 2024, industri kendaraan bermotor roda dua mencatat produksi sebesar 5,8 juta unit dengan penjualan 5,4 juta unit, dan ekspor completely built-up (CBU) sebesar 458 unit. Sementara industri mobil mencatat produksi yang meningkat sebesar 996 ribu unit, penjualan sebesar 710 ribu unit, ekspor CBU sebesar 390 ribu unit dan impor CBU sebesar 80 ribu unit.

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkapkan strategi untuk menarik investasi dan percepatan ekosistem kendaraan listrik. Pemerintah Indonesia telah mengubah target tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). “Sebelumnya minimum 40 persen sampai tahun 2023, menjadi minimum 40 persen sampai tahun 2026, minimum 60 persen sampai 2029, dan minimum 80 persen pada tahun 2030 dan seterusnya,” katanyanya dalam siaran pers, Minggu 1 Desember 2024.

Dalam mendukung komitmen net zero emission (NZE), pemerintah menyiapkan berbagai macam insentif termasuk penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), bea masuk nol persen, dan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk kendaraan listrik.

Melihat penetrasi pasar mobil maupun motor listrik dalam dua tahun terakhir, Faisol menilai pasar otomotif akan dikuasai oleh kendaraan motor listrik dalam waktu sekitar lima tahun. “Karena itu, kita juga harus mulai menyusun langkah atau transisi dari industri berbahan fosil, kemudian elektrik atau kombinasi dua-duanya,” katanya. (*)