Berita Economy & Industry

GAIKINDO Yakinkan Pemerintah Pentingnya Menghidupkan lagi PPnBM DTP untuk Mobil saat ini

Foto: ANTARA/ Bisnis

BLOOMBERG— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengusulkan agar pemerintah kembali menerapkan pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) khusus untuk pembelian mobil. Menurut GAIKINDO, belajar dari periode selama pandemi Covid-19, pemberian tarif tersebut diklaim efektif meningkatkan volume penjualan mobil secara signifikan.

“Pada waktu Covid-19, kami mengusulkan ke pemerintah untuk memberikan insentif PPnBM DTP dan hasilnya sangat bagus,” kata Ketua I GAIKINDO Jongkie Sugiarto awal Agustus 2024.

“Volume penjualan meningkat signifikan, dengan demikian penerimaan-penerimaan pajak lain seperti PPN [pajak pertambahan nilai], BBN KB [bea balik nama kendaraan bermotor], PKB [pajak kendaraan bermotor], dan PPh [pajak penghasilan] semuanya meningkat hingga 200 persen.”

Untuk itu, kata Jongkie, PPnBM DTP —yang berarti pengurangan atau penghapusan PPnBM untuk jenis-jenis kendaraan bermotor (KBM) tertentu  — perlu diberlakukan kembali, khususnya bagi kendaraan yang diproduksi dalam negeri dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 60 persen.

Kebijakan ini ia sebut akan membuat harga mobil lebih terjangkau bagi masyarakat. Ia berharap strategi ini efektif menaikkan angka penjualan mobil. Catatan menunjukkan bahwa dalam upacara pembukaan pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di Surabaya (Jawa Timur), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pernah menyebut kebijakan PPnBM DTP sebesar nol persen pada tahun tersebut mampu meningkatkan penjualan pada industri otomotif hingga mencapai 64 persen.

Meski saat itu kondisi pandemi cukup menekan ekonomi, Agus menyebut sektor industri pengolahannya tumbuh hingga 36 persen. “Industri alat angkutan melaju dengan pertumbuhan, tumbuhnya naik signifikan 27,8 persen. Begitu pula sektor otomotif yang menjadi salah satu sektor paling terpukul di awal pandemi, tetapi sekarang mengalami pertumbuhan sampai 64 persen,” kata Agus dalam keterangannya.

Dewasa ini, penjualan retail mobil sepanjang semester pertama 2024 dari dealer ke consume turun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. Menurut data GAIKINDO, total penjualan mobil di tingkat ritel pada paruh pertama tahun ini hanya 431.987 unit atau turun 14 persen dari 502.533 unit dari tahun sebelumnya alias secara year on year (yoy).

Khusus pada Juni 2024, penjualan di tingkat ritel mencapai 70.198 unit turun 12,3 persen secara yoy. Lalu, penjualan pada Juni 2024 sebesar 70.198 juga turun 2,7 persen dari bulan sebelumnya atau secara month to month (mtm) yang sebanyak 72.176 unit. Melihat realisasi tersebut, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menuturkan para pengusaha yang tergabung dalam GAIKINDO mengungkapkan PPnBM DTP sangat efektif untuk menjaga minat pasar dalam pembelian mobil.

Dengan demikian, pemerintah akan mengkaji pemberian insentif ini setelah mendapat masukan dari asosiasi gabungan kendaraan bermotor tersebut. “Mereka [GAIKINDO] menyampaikan kemarin semester pertama 2024 itu evaluasi mereka turunnya agak signifikan untuk otomotif dari sisi demand [permintaan], karena PPnBM DTP-nya sudah habis. Kedua, dari pihak sektor keuangan banyak membatasi urusan leasing,” kata Susi di kantornya, beberapa pekan lalu.

GAIKINDO, lanjut Susi, menyampaikan kepada Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto untuk segera meninjau kembali pemberian PPnBm DTP dan mengatur regulasi pembiayaan kendaraan bermotor di sektor jasa keuangan. (*)