Berita Economy & Industry

Daya Beli Masyarakat Menipis Berdampak pada Penjualan Mobil 

KONTAN— Turunannya daya beli masyarakat Indonesia berdampak pada penjualan mobil. Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie Sugiarto menilai, rendahnya permintaan konsumen menjadi pemidu turunnya penjualan mobil nasional. Konsumen mengerem pembelian mobil baru. 

Ketidakstabilan kondisi ekonomi Indonesia dan pelemahan kurs rupiah membuat inflasi naik, sehingga pada akhirnya menggerus daya beli masyarakat. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih tinggi (6,25 persen). Ini merembet ke suku bunga kredit kendaraan bermotor. Padahal, mayoritas pembeli mobil menggunakan skema pembiayaan kredit.

Senada, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyebut, penurunan daya beli masyarakat benar adanya, terutama di kelas menengah. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh 5,11 persen pada kuartal pertama 2024, konsumsi rumah tangga hanya 4,91 persen di periode yang sama. Masyarakat kelas menengah kini lebih memprioritaskan konsumsi kebutuhan pokok, alih-alih membeli mobil yang masih dipandang sebagai barang tersier. 

Ketika suku bunga acuan masih tinggi, harga beberapa mobil di Indonesia justru naik, terutama pada kuartal pertama lalu. “Konsumen dihadapkan pilihan sulit, karena laju kenaikan harga mobil tidak diimbangi oleh perbaikan daya beli masyarakat,” kata Tauhid, Senin 10 Juni 2024.

Ia memperkirakan para produsen otomotif akan lebih hati-hati mengatur kebijakan harga jual produknya, mengingat permintaan konsumen belum pulih. Dinamika pergerakan suku bunga acuan juga akan berpengaruh besar terhadap tren penjualan mobil pada sisa tahun ini.

Data GAIKINDO menunjukkan, penjualan mobil di Indonesia berada dalam tren negatif sejak awal 2024 dan maSIH berlangsung hingga kini. Per Mei 2024, penjualan whole sales (pabrik ke dealer) mobIl nasional turun 21 persen year on year (YoY) menjadi 334.969 unit. Penjualan retail (dealer ke konsumen) mobil nasional juga terkoreksi 14,4 persen yoy menjadi 361.698 unit. (*)