JAKARTA— Di era revolusi industri 4.0 ini, kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) telah menciptakan dampak nyata di hampir semua sektor bisnis, tak terkecuali industri otomotif. Teknologi AI membuat otomatisasi memungkinkan terciptanya mobil tanpa pengemudi (self-driving vehicle).
Self-driving vehicle secara bertahap telah mendapat popularitas di seluruh dunia. Beberapa sistem mengemudi semi-otonom seperti lane assist, adaptive cruise control (ACC), electronic stability control (ESC), rear-view video systems (RVS), adaptive highlight, forward collision mitigation (FCM), automatic emergency braking (AEB), dan sistem lainnya sudah diterapkan pada mobil otomatis.
Dengan begitu, tak lama lagi kita akan menyaksikan mobil-mobil yang sepenuhnya otonom bergerak sendiri di jalanan. Ini makin menguatkan fakta bahwa mobil otonom tanpa pengemudi akan menjadi masa depan industri otomotif. Analytics Insight, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) memperkirakan bahwa pada akhir tahun 2040, mobil otonom ini akan mengambil alih 75 persen mobil konvensional saat ini.
Kontribusi Teknologi AI di Industri Otomotif
Manufaktur
Di bidang manufaktur, kini proses kerjanya melibatkan perancangan dan proses lebih lanjut melalui rantai pasokan, produksi, dan pasca produksi. Pabrik juga menggunakan sistem berkemampuan AI untuk perkiraan volume dan permintaan serta keputusan manajemen rantai pasokan otomatis.
Tak dipungkiri, AI membantu merancang mobil otonom serta peralatan dan robot, yang digunakan untuk membuat kendaraan tanpa pengemudi ini. Misalnya, kerangka luar yang dapat dipakai dengan tenaga AI dipakai oleh para perancang untuk mengembangkan keamanan dan kenyamanan yang lebih baik di dalam mobil.
Transportasi
Dengan hadirnya AI di industri otomotif, transportasi menjadi lebih aman, tak seperti sebelumnya. AI berhasil mengembangkan program bantuan pengemudi, mengemudi otonom, penilaian risiko pengemudi, dan program pemantauan pengemudi. Fasilitas inovatif ini akan tetap terpasang di mobil otonom yang super canggih.
Apa yang Terjadi jika Mobil Otonom Jadi Masa Depan?
Menyaksikan mobil otomatis berjalan di jalanan kota-kota yang sibuk seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Tiap manusia akan lebih suka mengendarai mobil otonom karena hal di bawah ini.
1. Tingkat Kecelakaan Turun
Mobil otomatis akan menjadi salah satu moda transportasi teraman. Kemungkinan untuk mengalami kecelakaan sangat rendah, bahkan ketika mengemudi dalam keadaan mabuk. Hal ini merupakan salah satu pilihan terbaik untuk negara-negara rawan kecelakaan seperti Amerika Serikat dan kota-kota padat di negara maju.
2. Kepemilikan Mobil Berkurang
Karena mobil otonom secara bertahap mengambil alih industri otomotif, kebutuhan akan kepemilikan mobil mulai menurun. Mobil tanpa pengemudi akan berjalan sebagai kendaraan bersama. Dengan demikian, akan ada lebih sedikit masalah lalu-lintas dan lebih banyak tempat parkir.
3. Mobil Otonom untuk Mengirimkan Paket
Mobil otonom juga dirancang untuk mengirimkan paket dan makanan dalam waktu dekat. Perusahaan rintisan seperti Nuro, Gatik, dan TuSimple telah mulai melakukan pengiriman untuk pelanggan seperti Walmart dan UPS dan berencana meluncurkan semi-truk kendaraan penumpang tanpa pengemudi.
Itulah informasi yang memuat analisis prediksi masa depan industri otomotif karena hadirnya mobil otomatis. Fenomena ini tidak lepas dari peran teknologi artificial intelligence yang terus dikembangkan agar menjadi lebih baik.
Ke depannya, mobil otomatis akan menjadi solusi atas berbagai masalah besar seperti kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian. Lebih besar lagi dampaknya karena teknologi yang digunakan akan ramah lingkungan. Sehingga kehadiran mobil otomatis tentu menjadi kabar baik bagi masa depan industri otomotif. (Sumber: HARIANHALUAN.COM)