JAKARTA— Industri otomotif global saat ini sedang menghadapi krisis pasokan chip semikonduktor. Naiknya permintaan peralatan elektronik— seperti smartphone dan konsol game— di saat utilitas pabrik tengah turun akibat pandemi Covid-19 menyebabkan pasokan cip semikonduktor langka. Badai musim dingin di Negara Bagian Texas (Amerika Serikat, AS), dan kebakaran di pabrik chip otomotif Renesas Electronic Corp makin memperparah krisis. Sesama produsen mobil pun harus bersaing untuk mendapatkan chip.
Pada awalnya, krisis pasokan chip semikonduktor hanya mempengaruhi perusahaan teknologi. Namun kondisinya makin parah, hingga akhirnya sejumlah pabrikan otomotif mengumumkan pembatasan bahkan menghentikan produksi selama beberapa waktu karena kekurangan chip.
Kelangkaan chip semikonduktor global mengganggu produksi kendaraan bermotor sejak beberapa bulan terakhir. Salah satu perusahaan otomotif yang terdampak adalah produsen mobil yang berbasis di Jepang, Mitsubishi Motors Corp. Mitsubishi terpaksa mengurangi produksi mobil di tiga pabrik di Jepang dan Thailand pada bulan April 2021. Menurut penilaian pihak Mitsubishi, krisis chip semikonduktor akan berdampak pada produksi 7.500 unit kendaraan. Juru bicara perusahaan mengatakan Mitsubishi sedang mengidentifikasi apakah krisis chip semikonduktor akan memberikan efek lebih lanjut terhadap produksi di bulan Mei 2021, seperti dikutip Reuters dari Bisnis, Selasa, 13 April 2021.
Produsen global lainnya seperti General Motors, Volkswagen, Toyota, Ford, dan Stellantis sudah lebih dulu membatasi produksi di sejumlah negara. Adapun, Sejumlah pabrikan otomotif di Amerika Serikat, China, dan Eropa juga menutup pabrik sementara. Volvo menghentikan produksi di pabrik di China dan Amerika Serikat pada pertengahan bulan Maret 2021. Perusahaan mobil asal Swedia sempat mengklaim sejauh ini tidak kehilangan volume produksi karena kekurangan cip. Namun, Volvo memperkirakan “risiko besar” bisa terjadi di kuartal pertama tahun ini.
Hyundai belum lama ini menyatakan krisis chip semikonduktor akan mengganggu produksi periode April 2021. Toyota Motor Corporation sempat menghentikan aktivitas pabriknya di Guangzhou (China) pada 11 Januari gara-gara kekurangan pasokan chip. Fasilitas yang dioperasikan bersama Guangzhou Automobile Group Co itu sedikitnya memproduksi lebih dari 300 ribu unit mobil tiap tahun.
Honda juga menyetop produksi di salah satu pabriknya di Swindon (Inggris) pada 5 dan 6 Januari 2021. Penghentian produksi berlanjut pada tanggal 18 Januari, dan pabrik rencananya kembali beroperasi pada 22 Januari. Nissan juga mengurangi produksi Nissan Note di salah satu pabriknya di Jepang karena kekurangan chip. Nissan Note yang rencananya akan diproduksi 15 ribu unit, dipangkas menjadi 5.000 unit.
Di Indonesia, sejumlah pabrik, seperti Toyota, Daihatsu, Suzuki, dan Honda, mengklaim belum terkendala dengan krisis chip semikonduktor. Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam, pada bulan Januari lalu mengatakan kegiatan produksi masih berlangsung normal.
Business Innovation and Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor Yusak Billy juga menyampaikan kegiatan produksi kendaraan bermotor roda empat di dalam negeri belum terkendala krisis chip semikonduktor. Ia menilai tingginya tingkat komponen dalam negeri dari produk kendaraan roda empat milik Honda membuat kegiatan produksi berjalan normal di tengah krisis chip global. Billy menambahkan pihaknya tetap memantau situasi global demi kelangsungan strategi Honda di Indonesia. (*)