JAKARTA– Pasar mobil niaga atau mobil angkutan umum dan barang (commercial vehicle) di Indonesia sepanjang 2021 diproyeksikan tumbuh 30 persen dibandingkan tahun lalu. Sejumlah faktor jadi penentu pertumbuhan ini. Director Sales and Marketing PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Duljatmono, mengatakan bahwa volume mobil niaga pada tahun ini diprediksi mencapai 64.900 unit.
“Prediksi kami didasari oleh sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan ini. Pertama, dari [sektor] logistik, yang sejak awal pandemi terus memberikan kontribusi besar, akan terus berkembang,” ujar Duljatmono dalam konferensi pers virtual, Selasa 30 Maret 2021 seperti dikutip Bisnis.com.
Faktor kedua adalah sektor perkebunan sawit (crude palm oil, CPO) juga mulai memberikan kontribusi yang kuat pada tahun ini. Hal tersebut ditandai dengan membaiknya harga CPO dan permintaan dari pasar. “Kontribusi ini akan terus berlanjut pada 2021. Cukup kuat kontribusinya, dua faktor ini menjadi yang utama,” katanya.
Pada sisi lain, Duljatmono berharap bahwa pada tahun ini akan menjadi waktu yang tepat untuk memulihkan kondisi ekonomi dalam negeri, meski secara volume penjualan belum mampu menyerupai 2019. Seiring dengan pertumbuhan pasar, KTB selaku distributor resmi Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC), memperkirakan pasar truk ringan atau light duty truck (LDT) tumbuh 27 persen, naik dari 38.335 unit pada 2020 menjadi 48.800 unit tahun ini. Sementara itu, pasar medium duty truck (MDT) diperkirakan tumbuh 36 persen pada 2021, atau dari 7.790 unit pada tahun lalu menjadi 10.600 unit.
“Kami inline juga dengan pertumbuhan pasar yang kami prediksi tumbuh 30 persen. Kami juga ingin meraih peluang itu dengan tumbuh 30 persen. Artinya, kami ingin menjaga pangsa pasar di posisi market leader sebesar 48,1 persen atau secara volume 31.220 unit,” katanya.
Duljatmono menambahkan untuk meraih target tersebut, KTB akan menggenjot penjualan di jalur digital lewat gerai resmi perusahaan di platform dagang-el dan memaksimalkan penggunaan dealer management system (DMS), serta memperkuat layanan konsumen. Sementara itu pada tahun lalu, kendaraan niaga, baik truk, pikap, maupuns bus kompak anjlok.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan bermotor indonesiai (GAIKINDO), secara tahunan, penjualan ritel pikap turun 30 persen , bus turun 39 persen, sedangkan truk turun 49 persen. (*)