JAKARTA— Permintaan mobil diperkirakan akan makin bergairah setelah vaksin corona (covid-19) diproduksi dan didistribusikan. Ini terungkap dalam hasil survei Inventure yang dilakukan pada Agustus-September 2020 lalu. Managing Partner Inventure, Yuswohady menyampaikan, dari survei yang dilakukan terhadap sebanyak 629 responden di seluruh Indonesia, sebanyak 53,1 persen di antaranya mengatakan berencana membeli mobil dalam kurun waktu enam bulan setelah vaksin diproduksi.
Keinginan masyarakat untuk membeli mobil sejalan dengan persepsi masyarakat perihal risiko keamanan dalam menggunakan angkutan umum di tengah situasi pandemi. Berdasarkan temuan riset yang sama, sebanyak 82,9 persen responden menyatakan setuju bahwa mobil pribadi merupakan pillihan kendaraan paling aman di masa pandemi.
“Ini merupakan sinyal positif bagi kalangan industri otomotif untuk bangkit di tahun 2021, setelah tahun ini kinerja perusahaan otomotif berdarah-darah,” kata Yuswohady dalam Press Conference Publikasi Pra-rilis Riset Consumer Megashift Post Covid-19, Selasa 26 Oktober 2010, seperti dikutip Kontan.
Seperti diketahui, industri otomotif merupakan salah satu sektor industri yang turut terimbas oleh efek gulir pagebluk corona. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) selama Januari-September 2020 hanya mencapai 372,046 unit, turun 50,8 persen dibanding periode sama tahun 2019 yang lalu yang mencapai 755.767 unit.
penjualan mobil dari diler ke konsumen atawa penjualan ritel (retail sales) juga lesu. Penjualan ritel mobil di sepanjang Januari-September 2020 hanya mencapai 407.396 unit, merosot 46,6 persen dibanding penjualan ritel nasional periode sama tahun 2019 lalu yang mencapai 762.390 unit.
Selain menakar minat masyarakat untuk membeli mobil pribadi, Inventure juga menggali preferensi pilihan masyarakat dalam membeli mobil. Dari riset yang sama, Inventure menemukan bahwa sebanyak 55,6 persen responden menyatakan lebih memilih membeli mobil second menimbang kondisi ekonomi yang belum pasti akibat pandemi.
“Jadi teman-teman yang bergerak di bidang bisnis mobil seken nanti di tahun 2021 diramalkan akan tumbuh untuk industri yang mobil bekas,” kata Yuswohady. (*)