JAKARTA— Produsen mur dan baut (fasteners) serta komponen otomotif PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) memperkirakan kinerjanya belum akan pulih hingga akhir tahun nanti. Ini adalah imbas dari pandemi Covid-19 yang berpengaruh signifikan terhadap industri otomotif nasional maupun global.
Sebagai catatan, di semester pertama 2020, penjualan BOLT turun 36,92 persen (year-on-year) menjadi Rp 373,89 miliar. Perusahaan ini menderita rugi bersih Rp 7,85 miliar. Direktur Garuda Metalindo Anthony Wijaya mengungkapkan, kinerja BOLT sangat berkorelasi dengan sektor otomotif. Ketika sektor tersebut mengalami perlambatan, maka besar kemungkinan kinerja BOLT juga akan turun.
Berdasar materi paparan publik BOLT, penjualan motor domestik di kuartal kedua turun 41,62 persen (year-on-year)menjadi 1,88 juta unit. Setali tiga uang, penjualan mobil dan truk domestik turun 23,37 persen (year-on-year) menjadi 370 ribu unit di kuartal kedua yang lalu. Anthony mengaku, pihaknya belum bisa memprediksi kapan industri otomotif akan kembali pulih mengingat pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Belum lagi, risiko perlambatan ekonomi juga kian terlihat.
“Para pelanggan pun belum bisa memberi gambaran yang jelas. Pastinya, kalau ekonomi normal, maka industri ini akan bangkit,” kata dia dalam paparan publik virtual, Kamis 27 Agustus 2020 seperti dikutip Kontan.
Ketidakpastian industri otomotif membuat kinerja BOLT diperkirakan sulit untuk bangkit dalam waktu dekat. Ia memproyeksikan penjualan BOLT di akhir tahun 2020 akan turun 35 persen sampai 45 persen dibanding realisasi tahun 2019. Ia juga memprediksi, perusahaan ini masih berpotensi mengalami kerugian bersih di akhir tahun nanti.
Karena tantangan bisnis di tahun ini cukup berat, manajemen BOLT berusaha melakukan efisiensi biaya pengeluaran seoptimal mungkin. Harapannya, risiko kerugian yang lebih dalam bisa ditekan. BOLT belum bersedia memaparkan jumlah belanja modal (capital expenditure, capex) secara rinci. Namun, Anthony menyebut, dengan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, pihaknya hanya akan menyediakan capex untuk kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas utama saja.
Beberapa kegiatan investasi BOLT juga ditunda di tengah industri otomotif yang masih lesu. “Kami juga tidak memiliki rencana aksi korporasi sampai kondisi ekonomi normal kembali,” katanya. (*)