JAKARTA – Industri otomotif dunia menunjukan pelemahan terparah pada April 2020. Tapi, industri ini diyakini mampu bertahanan menghadapi krisis di pasar yang dipicu oleh pandemi virus corona (Covid-19). Industri otomotif dunia kini kembali menghadapi tantangan baru setelah penjualan produsen mobil global pada 2019 turun lebih dari lima persen menjadi 91,8 juta unit. Tantangan tersebut mungkin belum pernah menerpa salah satu industri terbesar di dunia ini.
Hanya dalam hitungan bulan, wabah dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Ia memaksa produsen mobil global menghentikan produksi pabrik hingga menutup jaringan dealer serta layanan bengkel. Kondisi ini membuat goyah kinerja penjualan para produsen mobil.
Di Inggris, kinerja penjualan mobil pada April 2020 menjadi yang terendah sejak Februari 1946 dengan catatan penurunan 97 persen. Society of Motors Manufacturers and Traders (SMMT) menyebutkan hanya 4.321 unit mobil yang terjual pada bulan tersebut. Di Brasil dan Meksiko, produksi mobil anjlok sebesar 99 persen menjadi 5.569 unit di sepanjang April. Padahal, kedua negara itu mampu memproduksi lebih dari setengah juta unit mobil dalam sehari apabila dalam kondisi normal.
Di Indonesia, PT Honda Prospect Motor pada April 2020 mencatatkan total penjualan 1.855 unit, turun 82 persen secara tahunan. Raihan itu mungkin bisa menjadi sedikit cerminan dari dampak besar pandemi terhadap industri otomotif nasional. “Seperti yang diketahui aktivitas konsumen terbatas, perekonomian juga belum pulih dan pasar juga turun sekali. Jadi, pencapaian kami seperti itu,” kata Yusak Billy (Bussines Innovation & Sales Marketing Director HPM) dalam diskusi virtual ‘Ngovid Forwot bersama HPM’ dengan para wartawan otomotif, Jumat 8 Mei 2020, seperti dikutip Bisnis.
Dampak pandemi virus corona telah dimulai pada Januari 2020. Pada saat itu, sebagian besar industri otomotif China tutup sementara akibat kebijakan penguncian wilayah, sehingga membuat rantai pasokan komponen industri otomotif di seluruh dunia terganggu. Kendati demikian, kini industri otomotif China perlahan bangkit. Asosiasi Produsen Otomotif China menyebutkan ada dua juta unit mobil yang dikirimkan dari pabrik ke dealer pada April 2020. Capaian itu tumbuh 0,9 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2019 lalu.
Peningkatan itu, kata para produsen mobil, disebabkan oleh keputusan publik China yang menghindari penggunaan transportasi umum dan memilih kendaraan pribadi. Selain itu, stimulus dari pemerintah China melalui beragam kebijakan juga ikut berkontribusi dalam pertumbuhan tersebut.
Diyakini Bertahan
Meski masa sulit industri otomotif dunia semakin memperlihatkan wujudnya, tak sedikit pula yang menyebutkan bahwa industri ini akan menunjukkan ketahanan dalam menghadapi krisis. Dialog antarasosiasi terus dibangun guna melunakkan dampak dari pandemi. Fu Binfeng (Presiden Organisasi Produsen Kendaraan Bermotor Internasional, OICA) mengatakan berbagai asosiasi industri otomotif nasional yang tergabung dalam OICA terlibat erat dalam dialog konstruktif dengan otoritas di masing-masing negara.
Dia menyatakan dialog itu bertujuan melonggarkan dampak krisis yang ditimbulkan pandemi dan memastikan sektor ini dapat pulih secara cepat. Sebab, industri otomotif merupakah salah satu kontributor utama bagi perekonomian dunia. “Saya tak ragu bahwa industri otomotif dunia, seperti yang sudah dilakukan berkali-kali di masa lalu, akan membuktikan kekuatan dan ketahanannya dalam menghadapi krisis,” kata Fu Binfeng. (*)