JAKARTA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonedia (GAIKINDO) mengaku para perusahaan otomotif tak memiliki target penjualan muluk-muluk dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri (Lebaran) di tahun ini. GAIKINDO tak ada target khusus yang dibebankan.
Padahal tiap tahun sebelum ini, momen ini menjadi waktu panen bagi perusahaan otomotif karena permintaan yang cenderung meningkat. Sekretaris Jenderal GAIKINDO Kukuh Kumara lebih realistis di tahun ini karena masa pandemi belum terlihat kapan berakhir. “Kami tak ada bayangan sama sekali (target hadapi Ramadhan). Ini kejadian di luar normal. Kita nggak tahu,” kata Kukuh sepetti dikutip CNBC Indonesia, Selasa 21 April 2020
Sebenarnya, sinyal penurunan penjualan mobil sudah terlihat sejak bulan Maret lalu. Berdasar data Gaikindo, penjualan mobil tercatat hanya 76.800 unit. Angka itu turun 15 persen dibanding Maret 2019 yang masih mencatatkan penjualan 90.368 unit. Kukuh menilai hal itu wajar karena daya beli masyarakat yang menurun saat ini.
“Kami GAIKINDO melihatnya sekarang prioritasnya pandemi dulu. Selama pandemi masih ada, nggak akan ada peningkatan. Nggak ada orang mau beli kendaraan. Kalaupun ada, sangat sedikit. Karena mobil pun kebutuhan ke-berapalah. Bukan yang utama. Kecuali benar-benar penting,” katanya.
Saat ini perusahaan otomotif sedang fokus untuk bisa bertahan hidup hingga masa pandemic usai. Selain itu, juga ambil bagian dalam menghentikan proses produksi. Menurut Kukuh, itu salah satu cara untuk menghindari penyebaran wabah di tempat kerja. “Itu salah satu upaya agar penyebaran ga makin parah. Sebab apa artinya merancang bisnis kalau masyarakat sakit. Jadi masyarakat harus disembuhkan dulu, baru rencana berikutnya,” kata Kukuh.
GAIKINDO sudah merevisi target penjualan mobil 2020 dari yang semula sebesar 1,1 juta unit menjadi setengahnya atau 600 ribu unit. Namun, ia menegaskan bahwa target itu bisa berubah seiring berjalannya waktu. Bisa lebih tinggi, namun cenderung ke arah lebih rendah.
Pada masa pandemi belum juga mengirimkan sinyal kapan bakal usai. Namun, target tersebut menjadi patokan bagi perusahaan otomotif untuk bisa mengejar angka yang sudah ditetapkan, utamanya usai korona mereda. “Secara umum gitu (600 ribu unit). Tentu kita ingin patokan supaya bisa merencanakan. Menghitung stok yang masih ada dan sebagainya,” katanya. (*)